in ,

Studi: 1 dari 3 Remaja di Dunia Berisiko Terkena Penyakit Akibat Gaya Hidup

35 persen remaja memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit akibat gaya hidup.

CakapCakapCakap People! Satu dari tiga remaja di dunia berisiko terkena beragam penyakit akibat gaya hidup tidak sehat, seperti diabetes dan kanker, dengan asupan buah dan sayuran yang rendah, dan kurangnya aktivitas fisik sebagai faktor risiko yang paling menonjol, demikian menurut sebuah penelitian.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine, adalah penelitian global terbesar dari faktor risiko gaya hidup utama untuk penyakit tidak menular (PTM) pada remaja. Para peneliti dari Universitas Queensland di Australia memeriksa data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 304.779 siswa berusia 11-17 tahun dari 89 negara.

Ilustrasi. [Pixabay]

Mereka menemukan bahwa 35 persen remaja memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit akibat gaya hidup. Menurut Asad Khan, Associate Professor di University of Queensland, berbagai faktor risiko meningkatkan kemungkinan kesehatan yang buruk.

“PTM seperti penyakit kardiovaskular dan pernapasan kronis, diabetes tipe 2 dan kanker, adalah penyebab utama kesehatan yang buruk dan kematian prematur, terhitung tujuh dari 10 kematian secara global setiap tahun,” kata Khan dilansir Times Now News, Jumat, 27 Desember 2019.

“Asupan buah dan sayuran yang rendah, dan aktivitas fisik adalah faktor risiko gaya hidup yang paling menonjol untuk PTM di kalangan remaja, masing-masing 86 persen dan 85 persen,” jelasnya.

Foto: Pixabay]

Secara keseluruhan, lanjut Khan, remaja laki-laki lebih banyak faktor risiko penyakit akibat gaya hidup daripada anak perempuan. Remaja di wilayah Amerika misalnya, memiliki faktor risiko tertinggi dengan persentase 56 persen dibandingkan dengan 45 persen untuk wilayah Pasifik Barat.

Merokok, alkohol, aktivitas fisik minim dan pola makan yang tidak sehat terjadi pada remaja laki-laki. Sementara minimnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk terjadi pada wanita.

“Banyak perilaku yang diperoleh selama masa remaja cenderung berlanjut di masa dewasa, dan itu meningkatkan risiko penyakit di masa depan atau bahkan kematian dini,” ujar Khan.

Foto: Pixabay.

Karenanya dia menyarankan kepada WHO juga Kementerian Kesehatan di berbagai negara untuk merumuskan strategi pencegahan secara masif.

“Strategi pencegahan spesifik terhadap remaja berdasar gender harus diprioritaskan untuk membantu mengurangi beban penyakit tidak menular saat ini dan di masa mendatang secara global,” kata Khan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah 10 Musisi Dunia Berpenghasilan Tertinggi Dekade Ini, Dr. Dre Puncaki Daftar!

Shin Tae-yong, Pelatih Baru Timnas Indonesia yang Pernah Kalahkan Jerman di Piala Dunia 2018