in ,

Soal Karikatur Nabi Muhammad, Ini Seruan PBB!

“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos.

CakapCakap – Perwakilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menyeru dunia untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan. Hal ini penting guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Dalam sebuah pernyataan, Moratinos mengatakan dia mengikuti dengan keprihatinan mendalam akan meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satir menggambarkan Nabi Muhammad.

“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos.

Penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. “Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos. [Foto: YOAN VALAT/EPA]

Dia menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan, yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat. Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama, katanya.

“Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun,” ujar Moratinos.

Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai “agama dalam krisis” dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani separatisme Islam di Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron. [Foto via Instagram Emmanuel Macron]

Ketegangan semakin meningkat setelah kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah, Samuel Paty, pada 16 Oktober di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.

Penyerangnya, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, kemudian ditembak mati oleh polisi. Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.

Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis “tidak akan menghentikan kartun kami”. Pernyataan itu memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Selain kecaman dari sejumlah negara termasuk Turki, Iran, dan Pakistan, ada seruan untuk memboikot produk, protes, dan serangan Prancis terhadap situs Prancis.

Sumber: REPUBLIKA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pendapatan Spotify Turun 8,6% Meski Jumlah Pengguna Naik jadi 320 Juta

Pemilu AS 2020: Pemungutan Suara Awal Pecahkan Rekor dengan Mencapai 80 Juta Partisipan