in ,

Singapura Mengalami Penyusutan Populasi Untuk Pertama Kalinya Sejak 2003, Ini Penyebabnya!

Populasi non-residen Singapura meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir.

CakapCakapCakap People! Populasi atau jumlah orang yang tinggal di Singapura menyusut untuk pertama kalinya sejak 2003 karena pembatasan perjalanan dan kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona telah mendorong pekerja asing keluar dari pusat bisnis global tersebut.

Reuters memberitakan pada hari Jumat, 25 September 2020, populasi keseluruhan turun sekitar 18.000 orang, atau 0,3 persen menjadi 5,69 juta, menurut laporan populasi tahunan.

Orang-orang yang mengenakan masker pelindung antri untuk diperiksa suhunya di luar gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis Singapura, pada hari Senin, 10 Februari 2020. [Fotografer: SeongJoon Cho / Bloomberg]

Penurunan tajam jumlah orang asing di Singapura, turun 2 persen menjadi 1,64 juta, serta penurunan marjinal dalam jumlah penduduk tetap, melebihi peningkatan jumlah warga negara, beberapa di antaranya kembali ke luar negeri saat pandemi menyebar secara global.

“Tren ini sebagian besar disebabkan oleh tantangan terkait Covid-19, yang disebabkan oleh permintaan yang lemah dan pembatasan perjalanan,” tulis laporan itu, mengutip hilangnya pekerjaan di bidang jasa, sebuah sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing bergaji rendah.

Ketika ekonomi Singapura menghadapi resesi terdalam dalam sejarahnya – penurunan ekonomi secara resmi diperkirakan antara 5 persen-7 persen untuk tahun ini – pemerintah telah meningkatkan hambatan bagi perekrutan asing untuk mempertahankan pekerjaan bagi penduduk lokal.

Tetapi pihak berwenang Singapura yang merupakan rumah bagi banyak kantor pusat perusahaan multinasional di Asia, juga telah memperingatkan bahwa perubahan populasi dapat merugikan bisnis.

“Kami harus berhati-hati untuk tidak memberikan kesan yang salah bahwa kami sekarang menutup diri dan tidak lagi menyambut orang asing,” kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya awal bulan ini menanggapi kritik partai-partai oposisi soal kebijakan imigrasi pemerintah yang terlalu kendur.

Foto: Pixabay

Populasi non-residen Singapura meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir, mendorong pertumbuhan populasi di Singapura yang merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia.

Hal ini telah memicu kekhawatiran yang berulang tentang persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dan ketegangan pada infrastruktur publik, yang kembali mengemuka pada pemilu 10 Juli lalu.

“Seiring dengan meningkatnya aktivitas, mungkin ada kekurangan tenaga kerja lagi di masa mendatang,” kata Selena Ling, kepala penelitian dan strategi treasury di Bank OCBC seperti dikutip Reuters.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WHO: Jumlah Kematian COVID-19 Bisa Mencapai 2 Juta Orang Sebelum Vaksin Digunakan Secara Luas

Studi Ungkap Lebih dari 80 Persen Orang Inggris Tidak Mematuhi Aturan Isolasi Diri COVID-19