in ,

Singapura Laporkan 4.498 Kasus COVID-19 Baru

Sekitar 58 persen dari total populasi Singapura telah menerima suntikan vaksin booster.

CakapCakapCakap People! Singapura melaporkan 4.498 kasus baru COVID-19 pada Minggu, 30 Januari 2022 siang, terdiri dari 4.226 kasus lokal dan 272 kasus impor.

Tidak ada kematian, menurut statistik infeksi terbaru di website Kementerian Kesehatan Singapura. Korban meninggal akibat komplikasi virus corona tetap di 854, melansir Channel News Asia.

Tingkat pertumbuhan infeksi mingguan adalah 2,02, turun dari 2,24 pada hari Sabtu.

Di bawah pendekatan baru Depkes dalam menyajikan angka infeksi, jumlah kasus harian mencakup jumlah kasus Protocol 2.

Foto via Pixabay

Di antara kasus yang dilaporkan pada hari Minggu, 3.074 adalah infeksi Protocol 2, terdiri dari 12 kasus impor dan 3.062 kasus lokal.

1.424 kasus lainnya dikonfirmasi melalui tes reaksi berantai polimerase (PCR) – 260 di antaranya infeksi impor dan 1.164 lokal.

Hingga Minggu, Singapura telah mencatat total 348.330 kasus COVID-19 sejak awal pandemi.

RUMAH SAKIT DAN VAKSINASI

Ada 709 pasien COVID-19 di rumah sakit, dengan 60 pasien membutuhkan suplementasi oksigen. Sebanyak 12 pasien berada di unit perawatan intensif (ICU).

Hingga hari Sabtu, 92 persen dari populasi Singapura yang memenuhi syarat telah menyelesaikan regimen vaksinasi penuh di bawah program vaksinasi nasional.

Sekitar 58 persen dari total populasi Singapura telah menerima suntikan vaksin booster.

Sub-Varian Omicron BA.2 Terdeteksi di Singapura

Sub-varian Omicron telah ditemukan di Singapura. Demikian kata Kementerian Kesehatan negara itu dalam sebuah pernyataan, Jumat, 28 Januari 2022.

Menurut kementerian, 48 kasus lokal dan 150 kasus impor di Singapura telah dikonfirmasi memiliki sub-varian BA.2 Omicron pada 25 Januari 2022.

“Otoritas kesehatan di Denmark telah mengungkapkan temuan mereka bahwa BA.2 lebih menular daripada BA.1, tetapi tanpa perbedaan yang signifikan dalam hasil klinis,” kata kementerian tersebut, melansir Channel News Asia.

“Kami akan membutuhkan data dan studi lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya implikasi dari keparahan, kekebalan, dan penularan BA.2.”

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Sub-varian Omicron BA.2 ditetapkan minggu lalu oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency / UKHSA) sebagai varian yang sedang diselidiki (variant under investigation), tetapi belum ditetapkan sebagai variant of concern.

BA.2 tidak memiliki mutasi spesifik yang terlihat pada Omicron yang dapat digunakan sebagai proxy untuk membedakannya dengan Delta dengan mudah.

Varian, yang dominan di Denmark, tampaknya lebih menular daripada BA.1, kata Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke pada hari Rabu. Namun, tidak ada bukti bahwa itu menyebabkan lebih banyak penyakit.

Garis keturunan BA.1 saat ini menyumbang 98 persen dari semua kasus secara global tetapi di Denmark telah digantikan oleh BA.2, yang menjadi strain dominan pada minggu kedua Januari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Masuk Singapura Kini Bebas Tes COVID-19 Bagi yang Divaksinasi Lengkap

Singapura dan Taiwan Saling Mengakui Tes dan Sertifikat Vaksinasi COVID-19 Dgital

Wali Kota Manila Janji Tidak Akan Toleransi Agresi Maritim China Jika Terpilih Jadi Presiden