CakapCakap – Cakap People! Singapura pada hari Senin, 14 Desember 2020, menjadi negara Asia pertama yang menyetujui penggunaan vaksin virus corona Pfizer-BioNTech. Negara itu mengatakan akan mulai melakukan vaksinasi pada akhir tahun.
Reuters melaporkan, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, 68 tahun, mengatakan bahwa dirinya akan menjadi salah satu penerima awal vaksin di negara kota berpenduduk 5,7 juta orang tersebut. Singapura juga tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian COVID-19 terendah secara global. Pemerintah berharap mendapatkan cukup vaksin untuk semua warganya pada kuartal ketiga tahun depan.
“Rekan-rekan saya dan saya, termasuk yang lebih tua, akan divaksinasi lebih awal. Ini untuk menunjukkan kepada Anda, terutama manula seperti saya, bahwa kami percaya vaksin itu aman, ”kata Lee dalam siaran nasional. Ia menambahkan bahwa pemberian vaksin itu akan dilakukan secara gratis, sukarela dan diberikan pertama kali kepada petugas kesehatan dan orang tua.
Singapura juga telah menandatangani perjanjian pembelian di muka dan telah memberikan uang muka lebih awal untuk kandidat vaksin yang menjanjikan termasuk yang dikembangkan oleh Moderna dan Sinovac. Pihak berwenang mengatakan bahwa Singapura menyisihkan anggaran lebih dari S $ 1 miliar untuk vaksin.
Pejabat tinggi kesehatan Singapura, Kenneth Mak, mengatakan pada konferensi pers bahwa negara itu telah mengamankan vaksin yang cukup untuk seluruh penduduknya. Mak menolak menjelaskan secara spesifik tentang kesepakatan yang dicapai dengan pembuat vaksin.
Pengumuman Singapura ini datang setelah Amerika Serikat meluncurkan program vaksin COVID-19 Pfizer-BioNtech hari Senin ini.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat, Kanada, Arab Saudi, Inggris, dan negara lainnya telah menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech, dengan program inokulasi massal juga saat ini sedang berlangsung di Inggris.
China dan Rusia juga menyebarkan vaksin yang dikembangkan secara lokal.
Singapura hanya melaporkan beberapa kasus lokal COVID-19 selama dua bulan terakhir.
Singapura mencatat total 29 orang meninggal akibat penyakit COVID-19. Sedangkan untuk infeksi, negara itu total telah mengumpulkan 58.000 kasus.
Secara global, lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi COVID-19, dengan 1,61 juta kematian, menurut penghitungan Reuters.