CakapCakap – Cakap People! Singapura akan berhenti menerbitkan uang kertas pecahan S$ 1.000 mulai 1 Januari tahun depan untuk mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme. Demikian diungkapkan Monetary Authority of Singapore (MAS) pada hari Selasa, 3 November 2020.
Tetapi untuk saat ini hingga Desember 2020, jumlah uang kertas pecahan S$ 1.000 yang tersedia akan terbatas setiap bulan.
“Ini adalah tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme yang lebih tinggi terkait dengan uang kertas denominasi besar,” kata Monetary Authority of Singapore (MAS), seperti dilansir Channel News Asia.
Lebih lanjut, MAS mengatakan bahwa uang kertas denominasi besar memungkinkan individu untuk membawa nilai uang yang besar secara anonim.
“Langkah ini sejalan dengan norma internasional dan yurisdiksi utama telah berhenti mengeluarkan uang kertas denominasi besar seperti itu,” jelas MAS.
Uang kertas pecahan S$ 1.000 yang beredar akan tetap menjadi alat pembayaran yang sah dan bisa terus digunakan sebagai alat pembayaran. MAS mengatakan, bank dapat terus mengedarkan uang kertas S$1.000 yang masih mereka simpan.
MAS menambahkan, denominasi lain akan tersedia “dalam jumlah yang cukup” untuk memenuhi permintaan, terutama uang kertas pecahan S$ 100 yang merupakan denominasi tertinggi berikutnya.
Masyarakat juga didorong untuk menggunakan pembayaran elektronik seperti PayNow dan FAST.
Singapura berhenti menerbitkan uang kertas pecahan S$ 10.000 pada 2014, yang saat itu menjadi salah satu uang kertas paling berharga di dunia.
“Pengembangan sistem pembayaran elektronik yang lebih maju dan aman telah mengurangi kebutuhan akan transaksi berbasis uang tunai yang bernilai besar,” kata Deputy Managing Director MAS Ong Chong Tee.