in ,

Singapura Akan Berhenti Biayai Perawatan Medis COVID-19 untuk Orang yang Memilih Tidak Divaksinasi

Singapura melaporkan sekitar 2.000-3.000 kasus COVID-19 per hari dan beberapa kematian

CakapCakapCakap People! Para pejabat mengatakan, Singapura mulai bulan depan akan berhenti membayar tagihan atau membiayai perawatan medis virus corona dari mereka yang memilih untuk tidak divaksinasi. Negara itu saat ini sedang menghadapi wabah COVID-19 yang ganas membuat sistem perawatan kesehatan menjadi tertekan.

Singapura mengalami gelombang COVID-19 terburuk sejak awal pandemi, melaporkan sekitar 2.000-3.000 kasus per hari dan beberapa kematian, melansir Japan Today.

Singapura mengatakan akan berhenti membayar tagihan medis virus corona dari orang-orang yang tidak divaksinasi karena alasan pilihan. [Foto: AFP/File]

Pemerintah selalu menanggung tagihan medis semua warga negara Singapura dan penduduk lain dalam kategori tertentu yang terinfeksi virus, kecuali mereka yang dites positif segera setelah kembali dari luar negeri.

Tetapi mulai 8 Desember 2021, pihak berwenang akan mulai menagih biaya bagi pasien COVID-19 yang tidak divaksinasi, kata kementerian kesehatan, Senin, 8 November 2021.

“Orang yang tidak divaksinasi merupakan mayoritas yang cukup besar dari mereka yang membutuhkan perawatan rawat inap intensif, dan secara tidak proporsional berkontribusi pada tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan kami,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Mereka yang terkena dampak masih dapat menggunakan pengaturan pembiayaan reguler untuk menutupi biaya, seperti asuransi swasta.

Tagihan medis bagi mereka yang tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi — seperti anak di bawah 12 tahun atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu — akan tetap dibayar penuh.

Singapura memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, dengan 85 persen dari 5,5 juta penduduknya sudah diinokulasi penuh.

Negara kota ini memiliki wabah ringan menurut standar global, dan hanya menghadapi gelombang virus yang substansial dalam beberapa bulan terakhir setelah terkena varian Delta.

Anak-anak yang memakai masker pelindung membersihkan tangan mereka saat mereka menghadiri kelas prasekolah di TK Gereja St James saat sekolah dibuka kembali di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Singapura, 2 Juni 2020. [Foto: REUTERS/Edgar Su]

Vaksin COVID-19 untuk anak usia 5-11 Tahun

Singapura mengharapkan komite ahli vaksin COVID-19 negara itu untuk membuat rekomendasi tentang suntikan COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun pada akhir bulan ini. Demikian kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada hari Senin, 8 November 2021.

Singapura sedang mempertimbangkan rencana untuk memberi anak-anak sepertiga dari dosis dewasa, mirip dengan Amerika Serikat, Ong menambahkan, Reuters melaporkan.

Sekitar 8.000 dari 218.333 kasus COVID-19 kumulatif Singapura telah melibatkan anak-anak di bawah usia 12 tahun, dengan lima infeksi parah, menurut Kementerian Kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rolls-Royce Inggris Luncurkan Bisnis Reaktor Nuklir; Bantu Kurangi Emisi Karbon

Kasus COVID-19 Dekati Rekor, Rumah Sakit di Belanda Desak Langkah Baru Cegah Lonjakan