CakapCakap – Cakap People! Agoraphobia yang diidap penyanyi Sinead O’Connor terus membuatnya merasa cemas. Masalah mental satu ini telah lama diidap musisi asal Irlandia tersebut sebelum meninggal dunia.
“Diam-diam saya hidup dengan trauma yang ‘melumpuhkan’ saya secara psikis selama beberapa tahun terakhir. Akhir-akhir ini saya tidak makan karena itu membuat saya sangat agorafobia,” tulis pelantun “Nothing Compares 2 U” ini dalam sebuah cuitan di Twitter-nya pada 2020 lalu, mengutip Page Six.
Agoraphobia adalah salah satu spektrum dari payung besar gangguan kecemasan. Kondisi ini dapat memicu ketakutan yang intens.
Biasanya, rasa takut muncul saat seseorang berada di tempat atau situasi yang membuatnya merasa terjebak dan tak bisa melarikan diri. Bukan tak mungkin jika pengidapnya merasa takut keluar atau berada jauh dari rumah.
Sayangnya, agoraphobia seperti yang dialami Sinead O’Connor ini sering disalah pahami sebagai ketakutan akan ruang terbuka. Padahal, agorafobia lebih dari sekadar rasa takut.
Sama seperti gangguan cemas lainnya, rasa takut yang intens akan terus menghantui kondisi ini. Beberapa orang dengan kondisi ini bahkan bisa mengalami serangan panik. Atau, kondisi ini juga bisa membuat seseorang terus mengurung diri dan tak mau keluar rumah.
Bak lingkaran setan, agorafobia juga dapat berkembang setelah seseorang mengalami serangan panik. Serangan panik membuat seseorang merasa takut akan kemunculan serangan berulang dalam situasi yang sama.
Misalnya, seseorang mengalami serangan panik di tengah mal. Selanjutnya mereka bisa saja menghindari mal lantaran takut serangan panik yang sama akan muncul.
Gejala agoraphobia seperti yang diidap Sinead O’ Connor
Gejala agoraphobia dapat melibatkan kombinasi antara rasa takut dan kemunculan sensasi fisik. Mengutip Medical News Today, semuanya dapat bervariasi dari ringan hingga parah.
Berdasarkan manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi ke-5 (DSM-5), orang dengan agorafobia biasanya akan merasa takut:
– menggunakan transportasi umum,
– berada di ruang terbuka,
– berada di ruang tertutup,
– berbaris,
– berada di keramaian,
– berada di luar rumah sendirian.
Satu hal yang paling khas muncul pada orang dengan agorafobia adalah rasa takut akan terjadinya bahaya atau situasi darurat dan tak tersedianya bantuan. Ketakutan dapat meningkat hingga memicu serangan panik.
Jika serangan panik muncul, biasanya gejala akan meliputi:
– detak jantung cepat,
– sesak napas,
– berkeringat,
– merasa sakit,
– nyeri dada,
– pusing,
– pingsan,
– muntah dan gejala pencernaan lain,
– menggigil,
– tersedak,
– gemetar,
– perasaan disorientasi.
Tak cuma itu, orang dengan agoraphobia seperti yang dialami Sinead O’Connor juga bisa menghindari situasi pemicu tertentu. Mereka bisa mengalami perubahan perilaku hingga enggan bertemu teman.