CakapCakap – Cakap People, belakangan ini tengah ramai dibahas di media sosial tentang polemik Dadang ‘Dewa Kipas’, pengguna di Chess.com yang diblokir lantaran dianggap bermain curang.
Menyikapi hal tersebut, bakal digelar pertandingan antara Dadang Subur alias si Dewa Kipas dengan pecatur putri yang memiliki titel Grand Master bernama Irene Kharisma Sukandar.
Sebelumnya Dewa Kipas sempat menolak tantangan dari GM Susanto Megaranto serta IM Anjas Novi. Namun duel terjadi antara dirinya dengan Irene Sukandar yang difasilitasi oleh Deddy Corbuzier
Pertandingan Irene Sukandar VS Dadang Subur itu akan disiarkan secara langsung di channel YouTube milik Deddy pada Senin (22/03). Lantas, siapakah sosok GM Irene Sukandar? Ternyata dara cantik itu memang sudah tak asing lagi di dunia catur nasional hingga internasional. Berikut profilnya.
Masuk ke Sekolah Catur Putri
Irene Kharisma Sukandar merupakan sosok pecatur putri yang lahir di Jakarta, 7 April 1992. Dilansir Kompas, pertama kali Irene dikenalkan papan catur kala melihat sang ayah mengajari kakak laki-lakinya bernama Kaisar Jenius Hakiki bermain catur.
Saat itu usia Irene sendiri masih terbilang muda, yakni 8 tahun. Ia juga sering mengantar sang kakak pergi ke sekolah catur tanpa tahu jika dirinya juga memiliki bakat yang sama dalam permainan catur.
Mulai dari sana, Irene amat tertarik. Terlebih saat melihat jalannya sebuah bidak catur. Berbekal hal tersebut, maka ayahnya kemudian memasukkan Irene ke sekolah catur. Wanita yang juga suka cerita wayang serta pelajaran sejarah itu mulai menempuh pendidikan di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi sedari tahun 1999 silam.
Mengukir Prestasi Gemilang di Usia Belia
Seiring berjalannya waktu, Irene kemudian tumbuh jadi pecatur putri yang patut diacungi jempol sejak masih duduk di bangku sekolah catur. Pecatur wanita yang akan menginjak usia 29 tahun ini gemar berlatih serius mulai Senin hingga Jumat selama 4 jam.
Irene sangat giat dan tekun kala berlatih. Sehingga kerja kerasnya itu membuahkan hasil, ia menyabet gelar juara pertama kali saat masih duduk di bangku IV Sekolah Dasar. Agar level permainan dan pengalaman lebih terasah makin dalam, maka ia juga ikut bertarung di sektor putra.
Usaha itu pun memberikan buah yang manis, sebab Irene mendapatkan beragam prestasi serta penghargaan, baik di dalam dan luar negeri. Menariknya, Irene juga sukses memperoleh gelar Master Nasional Termuda Indonesia dengan peringkat 10 besar.
Saat masih SMP, dirinya juga dianugerahi gelar Master yang diberikan oleh Federasi Catur Dunia (FIDE). Tak berhenti di situ, Irene pun jadi orang Indonesia pertama yang meraih gelaran Grand Master Internasional Wanita (GMIW) mulai Desember 2008.
Berkat prestasinya itu, Irene dipanggil pihak Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERSACI) ke Timnas catur Indonesia. Ia juga sempat menjadi atlet termuda dari semua cabang saat terpilih sebagai anggota kontingen Indonesia di ajang SEA Games Vietnam 2003 silam. Irene yang kala itu masih berusia 11 tahun berhasil membawa pulang 2 keping medali perak.
Lanjut di tahun 2014, dirinya mendapatkan gelar baru sebagai Master Internasional (IM), yakni gelar untuk pecatur laki-laki pasca berjuang selama hampir 6 tahun serta mendapatkan rating 2.400 Cakap People.