CakapCakap – Cakap People! Dokter dan tim medis lainnya yang berada di garis terdepan dalam menangani pasien COVID-19 adalah orang-orang yang paling rentan terinfeksi virus tersebut.
Dalam hal ini, penyakit tersebut berfungsi sebagai penyeimbang yang hebat — staf medis sama tidak berdayanya dengan pasien yang mereka tangani.
Pada Selasa, 24 Maret 2020, sudah ada 23 dokter yang meninggal di Italia, salah satu negara yang paling parah sejak penyebaran virus corona di Eropa. Jumlah kasus COVID-19 semakin tinggi di Italia seiring dengan semakin banyak orang terinfeksi.
Petugas kesehatan beresiko lebih tinggi karena rexposure greate.
Sebanyak 19 dari 23 dokter yang meninggal bekerja di wilayah Lombardy — Italia utara — wilayah paling parah di negara itu. Sementara 4 dokter lainnya yang meninggal bekerja di Marche, Emilia Romagna, dan Naples.
Menurut laporan terbaru dari federasi dokter Italia, sekitar 4.824 petugas kesehatan telah terinfeksi oleh COVID-19. Federazione Nazionale degli Ordini dei Medici Chirurghi e degli Odontoiatri (FNOMCeO) telah mendaftarkan nama-nama semua dokter dan ahli bedah yang telah meninggal selama pandemi tersebut.
Rumah sakit dan ICU penuh tanpa harapan dan dibanjiri pasien COVID-19.
Berdasarkan pengalaman mengerikan di China dan Italia, petugas kesehatan yang melayani sebagai garis depan memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi dan lebih mungkin mengalami gejala yang lebih buruk karena tingkat paparan yang lebih tinggi. Kekurangan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan pakaian juga menjadi perhatian utama.
Bangsal darurat dibuat karena rumah sakit sudah penuh dengan pasien COVID-19.
Dokter umum Marcello Natali, yang berusia 57 tahun, adalah orang yang membunyikan alarm tentang kekurangan pasokan medis. Dia meninggal pada 18 Maret 2020 dan termasuk dalam daftar laporan.
Sesaat sebelum kematiannya, dokter Natali diwawancarai oleh Euronews, di mana ia mengungkapkan bahwa ia terpaksa menangani pasien tanpa menggunakan sarung tangan pelindung karena tidak ada pasokan.
Italia kini tengah berjuang untuk menguburkan para pasien yang telah meninggal dunia karena banyaknya korban COVID-19.
Hingga hari Rabu, 25 Maret 2020, pukul 16.59 WIB, Italia telah mencatatkan 69.176 orang yang terinfeksi COVID-19 dan 6.820 orang meninggal dunia, menurut data Worldometers.
Italia menjadi negara terparah kedua untuk jumlah kasus COVID-19 setelah China. Sementara itu untuk tingkat kematian, Italia tertinggi di dunia, melampaui China.