in ,

Setahun Genosida Israel di Palestina: 41 Ribu Korban Jiwa di Gaza-Serangan Meluas ke Lebanon

Israel, hingga saat ini, masih melakukan genosida di Palestina

CakapCakapCakap People! Tepat hari ini, 7 Oktober 2024, menandakan satu tahun telah berlalu sejak serangan Israel di Palestina. Aksi brutal Israel telah memakan puluhan ribu korban jiwa, ratusan ribu luka-luka, dan jutaan warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Berbagai kerusakan dan tangisan pilu menyelimuti Gaza.

Israel, hingga saat ini, masih melakukan genosida di Palestina. Terbaru, Israel melancarkan serangan ke kamp pengungsi Tulkarem di wilayah tepi barat. Serangan ini menewaskan sedikitnya 18 orang. Tak hanya Palestina, kini Israel juga tengah melancarkan serangan ke Lebanon dan memakan korban jiwa.

Jumlah Korban Jiwa

Setahun Genosida Israel di Palestina: 41 Ribu Korban Jiwa di Gaza-Serangan Meluas ke Lebanon
Banyak yang membawa bendera Palestina atau plakat yang mengecam apa yang mereka katakan sebagai ‘genosida’ di Gaza — LLUIS GENE via al-monitor.com.

Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, serangan brutal Israel di Jalur Gaza telah memakan 41.780 korban jiwa. Korban luka-luka mencapai 97.166 orang dan 11.000 orang masih dilaporkan menghilang.

Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mayoritas korban di Palestina adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu lebih daari 1,9 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, seluruh populasi Gaza berada dalam tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ancaman wabah penyakit.

Ratusan Ribu Anak di Gaza Putus Sekolah

Menurut data dari PBB, sebanyak 625 ribu anak di Gaza putus sekolah akibat genosida yang dilakukan Israel. Tragisnya, lebih dari 6 ribu siswa dan 400 staf pendidik telah tewas.

Selain itu, 73 persen bangunan sekolah di Palestina rusak akibat serangan Israel dan 60 persen bangunan sekolah digunakan sebagai tempat untuk mengungsi.

Diperkirakan 1 juta anak di Gaza membutuhkan kesehatan mental dan dukungan psikologis. Pilunya, bisa dibilang tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini. Tanpa adanya gencatan senjata yang berkelanjutan, anak-anak di Palestina terancam akan hidup dalam stres dan rasa takut.

Perempuan Gaza: Terpaksa Minum Obat Penunda Menstruasi-Gunakan Potongan Kain Tenda Sebagai Pengganti Pembalut

Lebih dari 41 ribu warga Palestina yang terbunuh akibat serangan keji Israel, mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak perempuan. Dikutip dari Al Jazeera Plus, dua ibu terbunuh setiap jamnya.

Bagi perempuan Gaza, ada tantangan berlapis yang mereka hadapi, salah satunya soal isu kebersihan menstruasi. Perempuan di Gaza kesulitan menemukan produk menstruasi hingga air bersih.

Dilaporkan ActionAid, beberapa perempuan di Gaza yang mengungsi di Rafah bahkan sampai harus menggunakan potongan kain tenda sebagai pembalut ketika menstruasi. Tenda tersebut mereka gunakan untuk berteduh dari dinginnya hujan dan panasnya matahari. Tentu, potongan kain tenda tersebut bisa menimbulkan risiko infeksi.

Kurangnya air membuat perempuan Gaza hampir mustahil untuk menjaga kebersihan. Mereka juga mengatakan bahwa mereka sudah berminggu-minggu tidak mandi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar 700 ribu perempuan dan anak perempuan di Gaza mengalami siklus menstruasi, tetapi saat ini mereka tidak memiliki akses yang memadai terhadap produk-produk kebersihan dasar seperti pembalut, tisu toilet atau bahkan air mengalir dan toilet.

Kondisi ini membuat perempuan dan anak perempuan di Gaza pada risiko infeksi reproduksi dan saluran kemih, menurut PBB.

Ketika menstruasi, beberapa perempuan harus menghadapi beberapa ketidaknyamanan, seperti sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut dan punggung. Bagi perempuan Gaza, rasa sakit tidak hanya soal fisik. Namun ada pula tekanan psikologis, seperti rasa cemas dan ketakutan terus-menerus akibat gempuran dari Israel.

“Mengalami menstruasi saat mengungsi di sekolah penampungan terasa seperti mimpi buruk,” kata seorang perempuan bernama Noor kepada Al Jazeera. “Tidak ada selimut, tidak ada kasur yang nyaman, tidak ada pembalut, tidak ada obat pereda nyeri, dan tidak ada akses air panas untuk membuat minuman yang menenangkan.”

“Beberapa anak perempuan di tempat penampungan ini terpaksa meminum obat untuk mencegah menstruasi mereka, dengan tujuan untuk menghindari rasa malu dan rasa sakit yang bertambah,” tambahnya.

Jumlah Bom yang Dijatuhkan Israel di Gaza Lampaui Perang Dunia II, Capai 70 Ribu Ton

Perempuan Palestina mencari sisa-sisa barang miliknya tengah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Beit Hanoun, Gaza pada 14 Mei 2021. (Ali Jadallah – Anadolu Agency )

Israel diperkirakan menjatuhkan 70 ribu ton bom di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Angka tersebut melebihi total jumlah bom yang dijatuhkan pada Perang Dunia II di Dresden, Hamburg, dan London, menurut pemantau hak asasi manusia, dilansir dari laman Anadolu Ajansi.

Pada akhir April, Euro-Med Human Rights Monitor memperkirakan sekitar 70 ribu ton bom dijatuhkan di Gaza, selama periode enam bulan antara 7 Oktober dan 24 April.

“Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza selain operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya seluruh bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara Jalur Gaza secara berurutan. untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga,” menurut organisasi pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa.

Sementara itu pada Perang Dunia II, Jerman mengebom London dengan menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom antara tahun 1940 dan 1941, menurut berbagai perkiraan, termasuk arsip dari New York Times.

Seruan Gencatan Senjata di Setahun Genosida Israel di Palestina

Aksi bela Palestina digelar di berbagai penjuru dunia memperingati satu tahun berlalu sejak serangan Israel di Palestina 7 Oktober 2023.

Dilansir dari AFP, puluhan ribu demonstran pro-Palestina di kota-kota besar di Eropa turun ke jalan untuk menyerukan gencatan senjata. Aksi bela Palestina ini dilakukan sejak Sabtu (5/10) dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Senin (7/10).

Di London, ribuan orang berbaris melalui ibu kota menuju Downing Street di tengah kehadiran rombongan polisi. Suasana menjadi tegang ketika pengunjuk rasa pro-Palestina berpapasan dengan demonstran lainnya yang memegang bendera Israel. Perkelahian terjadi saat petugas polisi mendorong aktivis yang mencoba melewati barikade. Setidaknya 17 orang ditangkap atas dugaan pelanggaran ketertiban umum.

Di kota Hamburg, Jerman utara, sekitar 950 orang menggelar demonstrasi damai dengan banyak orang mengibarkan bendera Palestina dan Lebanon. Mereka meneriakkan, “Hentikan genosida!”

Aksi bela Palestina juga digelar di Times Square, New York. Para pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata sembari meneriakkan “Gaza” yang diiringi tabuhan drum. Sebagian pengunjuk rasa mengenakan syal keffiyeh, melambaikan bendera Palestina dan Lebanon, serta memegang gambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dari kardus besar dengan cat merah yang melambangkan darah di wajahnya.

Unjuk rasa juga direncanakan di beberapa kota lain di Amerika Serikat serta di belahan dunia lain, termasuk Denmark, Swiss, Afrika Selatan, India, dan Indonesia.

Serangan Israel Meluas ke Lebanon

Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 Kota Terdingin di Dunia 2024, Ada yang Suhunya Minus 67 Derajat!

8 Kota Terdingin di Dunia 2024, Ada yang Suhunya Minus 67 Derajat!

Mandi Air Dingin Bisa Atasi Jerawat? Ini Penjelasan Dokter Kulit

Mandi Air Dingin Bisa Atasi Jerawat? Ini Penjelasan Dokter Kulit