CakapCakap – Cakap People! Insomnia adalah gangguan tidur umum yang bisa membuat sulit tidur, sulit untuk tetap tertidur, atau menyebabkan bangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali.
Gangguan tidur ini tidak hanya dapat melemahkan tingkat energi dan suasana hati, tetapi juga kesehatan, performa kerja, dan kualitas hidup. Perasaan lelah bisa terjadi saat bangun tidur.
Berapa banyak waktu tidur cukup bervariasi dari orang ke orang, tetapi kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh hingga delapan jam semalam.
Gejala Insomnia
Mengutip dari Mayoclinic, gejala-gejalanya adalah seperti:
– Sulit tidur di malam hari
– Bangun di malam hari
– Bangun terlalu pagi
– Tidak merasa cukup istirahat setelah tidur malam
– Kelelahan atau kantuk di siang hari
– Lekas marah, depresi atau kecemasan
– Kesulitan memperhatikan, fokus pada tugas atau mengingat
– Meningkatnya kesalahan atau kecelakaan
– Kekhawatiran yang berkelanjutan tentang tidur
Dilansir dari Clevelandclinic, insomnia jangka pendek cenderung berlangsung selama beberapa hari atau minggu dan seringkali dipicu oleh stres. Sedangkan insomnia kronis adalah ketika kesulitan tidur terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama tiga bulan atau lebih.
Penyebab Insomnia
Banyak hal yang dapat berkontribusi pada perkembangan insomnia, termasuk faktor lingkungan, fisiologis, dan psikologis, adapula beberapa penyebab insomnia berikut:
– Stres hidup, termasuk pekerjaan, hubungan, kesulitan keuangan dan banyak lagi.
– Gaya hidup dan kebiasaan tidur yang tidak sehat.
– Gangguan kecemasan , depresi dan/atau masalah kesehatan mental lainnya.
– Penyakit kronis seperti kanker.
– Nyeri kronis akibat artritis, fibromyalgia, atau kondisi lain.
– Gangguan pencernaan seperti mulas.
– Fluktuasi hormon karena menstruasi, menopause, penyakit tiroid atau masalah lainnya.
– Obat-obatan dan zat lainnya.
– Gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson.
– Gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea dan sindrom kaki gelisah .
Banyak orang dengan insomnia beristirahat lebih baik setelah mengubah pola makan, gaya hidup, dan rutinitas malam hari. Selain itu, bisa juga menjadi lebih baik dengan mendapat pengobatan atau terapi perilaku kognitif.