Cakapcakap – Mendaki gunung merupakan aktivitas menyenangkan yang kini sudah banyak dijadikan sebagai alternatif hobi penuh tantangan. Meskipun melelahkan, namun nyatanya banyak orang yang menggandrungi aktivitas berat ini. Apakah Cakap People salah satunya? Mendaki gunung dapat memberikan pengalaman berbeda yang belum pernah dirasakan oleh seseorang sebelumnya. Sehingga kamu akan terasa ketagihan dibuatnya.
Apabila kamu pernah mendaki gunung, maka kamu pasti pernah merasakan seperti ada suara-suara misterius yang berbisik padamu. Padahal tak ada teman yang mengajakmu mengobrol. Lantas, dari manakah suara misterius tersebut?
Banyak kasus yang menyebutkan jika para pendaki gunung kerap mendengar suara-suara yang misterius saat mereka mulai mendaki gunung. Jika ada yang merasa demikian, pasti mayoritas orang akan mengaitkannya dengan hal-hal yang di luar nalar. Padahal kejadian tersebut dapat dijelaskan secara logis lho! Seperti yang diungkapkan oleh pemimpin dari Institute of Mountain Emergency Medicine di Eurac Research Italy, Dr Hermann Burgger. Ia menyebut jika peristiwa tersebut bisa dipengaruhi oleh ketinggian dari gunung tersebut serta atmosfernya.
Berbekal dari faktor tersebut, seseorang dapat mengalami gangguan ‘gila’ secara sesaat. Bahkan ia menjelaskan jika makin tinggi posisi pendaki tersebut, maka akan makin mudah guna mendengarkan suara-suara misterius tersebut. Kejadian tersebut disebut dengan psikosis. Apa ya psikosis itu? Ternyata, psikosis ialah gangguan pada mental yang dapat menjadikan seseorang sulit untuk membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Umumnya, orang yang mengalami gangguan mental ini akan cenderung tak sadar dengan apa yang menimpanya.
Hal tersebut diperkuat oleh pengalaman dari Dr. Jeremy Windsor dimana ia mencoba mendaki gunung Everest di tahun 2008 silam. saat ia mendaki sendirian, dirinya merasa mempunyai teman baru yang namanya Jimmy. Di mana temannya itu mengajaknya berbincang selama perjalanan pendakian. Tetapi lama-lama Jimmy menghilang tanpa jejak. Ahli meyakini, jika selain psikosis juga terdapat yang namanya altitude sickness atau penyakit ketinggian yang mengakibatkan hal tersebut.
Perlu kamu pahami, jika altitude sickness akan menghampiri pendaki ketika mereka berada di ketinggian yang lebih dari 2.000 mdpl. Biasanya penyakit ketinggian ini akan terjadi apabila tubuh kamu tak cukup memperoleh oksigen untuk bernapas, sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan, mual hingga pusing. Makin tinggi posisi yang kamu daki, maka akan semakin sedikit juga oksigen yang ada.
Tentu kamu tahu dampaknya bukan jika kekurangan oksigen? Aliran darah yang menuju ke otak akan berkurang. Kamu pun akan kehilangan konsentrasi. Akhirnya pendaki gunung akan mengalami sebuah halusinasi secara sesaat ketika sampai di titik ketinggian tertentu.
Agar risiko kecelakaan dapat dicegah, maka kamu harus mengatasinya dengan membawa bekal yang cukup. Jika konsentrasi mulai hilang bahkan kamu merasa pusing, maka segeralah untuk istirahat dan mengonsumsi air putih yang banyak. Sebab jika tak diatasi dengan baik, gangguan psikosis dan penyakit ketinggian tersebut dapat membuat seorang pendaki mengalami kecelakaan.
Nah, mendaki gunung merupakan aktivitas berat yang menguras tenaga. Sehingga diperlukan kondisi fisik bugar dan perbekalan memadai. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mendaki gunung upayakan Cakap People sudah benar-benar siap dan berada dalam kondisi bagus.