CakapCakap – Sampah menjadi salah satu persoalan besar dalam masalah lingkungan hidup. Hingga kini, permasalahan sampah di seluruh dunia belum bisa terselesaikan dengan baik, terutama soal sampah plastik. Cakap People pastinya juga mengetahui bahwa sampah plastik sangat sulit diuraikan sehingga bisa merusak lingkungan hidup. Berbagai kebijakan pun sudah dilakukan untuk mengurangi sampah plastik, termasuk di Indonesia. Namun, belum bisa menjadi solusi paling baik hingga saat ini.
Meski begitu, kini dunia sudah punya solusi baru, melalui cara menggantikan fungsi plastik dengan serat alami. Seperti dilaporkan oleh laman Beritagar.id, para peneliti dari Institut Teknologi Georgia, Amerika Serikat telah menemukan peluang alternatif untuk mengganti plastik dengan serat alami. Mereka telah mencoba menggunakan serabut pohon dan cangkang kepiting untuk menggantikan kemasan atau bungkus plastik fleksibel yang digunakan untuk menjaga makanan agar tetap segar.
Untuk membuat bahan menyerupai plastik, para peneliti mengambil kitin dari cangkang kepiting dan selulosa dari pohon; dua jenis biopolimer alami paling populer. Lalu, tim merancang metode untuk membuat film dengan merendam nanoserat kitin dan selulosa ke dalam air, dan menyemprotkannya ke permukaan dengan lapisan bolak-balik. Setelah dikeringkan sepenuhnya, mereka menemukan campuran keduanya telah berubah menjadi sesuatu serat alami yang fleksibel, kuat, dan transparan.
“Tolak ukur utama yang kami bandingkan adalah PET (polyethylene terephthalate), salah satu bahan dasar yang paling umum digunakan dalam kemasan transparan yang sering dilihat di mesin penjual otomatis dan botol minuman ringan,” ungkap salah seorang peneliti Profesor J Carlson Meredith di laman TokohInspiratif.id. Meski secara kasatmata terlihat mirip PET, para peneliti itu menegaskan bahwa bahan yang mereka ciptakan lebih bagus untuk kesehatan manusia dibanding PET tersebut.
Meredith dan timnya baru menyadari bahwa kitin dapat digunakan sebagai alternatif pengemasan produk setelah mereka menemukan kitin bermuatan positif, sedang di sisi lain selulosa bermuatan negatif. Menurut para ahli, jika kedua bahan yang berlimpah biopolimer itu dikawinkan maka akan tercipta lapisan dengan kualitas unggul. Bahkan, bisa membuat makanan lebih segar dan tahan lama. Keren kan, Cakap People!