Cakapcakap – Cakap People! Dalam hubungan internasional, persebaran atau pertukaran budaya bukan lagi sesuatu hal yang aneh. Termasuk yang terjadi antara Indonesia dan negara-negara di Eropa. Bukan hanya masyarakat Indonesia yang dapat mengetahui dan mencoba kebudayaan Eropa, saat ini kebudayaan Indonesia juga mulai memiliki banyak peminat di negara-negara Eropa.
Salah satunya adalah pencak silat, yang ternyata banyak digemari oleh orang-orang Jerman. Bahkan sudah banyak masyarakat Jerman yang mengikuti latihan pencak silat secara rutin di sana.
Dilansir dari dw.com, salah satu warga negara Jerman, Boris Sebastian Gürtler sudah menggeluti pencak silat selama 35 tahun. Ia sudah bergelar pendekar dan saat ini, ia menjabat sebagai Presiden Persatuan Pencak Silat Jerman (PSUD) di Berlin.
Dia mengatakan bahwa hal yang memikat dari pencak silat adalah perpaduan dari keanggunan dan pertarungan yang ada dalam gerakan-gerakan silat. Menurutnya, masyarakat Jerman sangat mudah tertarik dengan kesan positif dari seni pencak silat tradisional yang sangat elegan dan elok.
PSUD memayungi perguruan-perguruan seperti Tapak Suci, SiGepi dan Perisai Diri. Masing-masing perguruan tersebut pun rutin mengadakan pertunjukkan pencak silat di berbagai kota di Jerman.
Salah satu manager tim nasional pencak silat Jerman, Ronny Muller, sangat aktif mengadakan workshop pencak silat dalam bidang pencegahan kekerasan untuk anak-anak dan remaja. Bahkan saat ini, perguruan SiGepi yang diprakarsai sejak tahun 2011 oleh seniman dan guru pencak silat Indonesia, Octav Setiadji, sudah memiliki 600 murid. Padahal pada awal mula didirikan SiGepi hanya memiliki sekitar 60 murid.
Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun ini akan diselenggarakan Turnamen Pencak Silat Berlin Open 2019 oleh PSUD. Turnamen yang sudah dilakukan sebanyak dua kali ini akan mempertemukan kurang lebih 100 pesilat dari berbagai perguruan di Jerman dan Belanda. Peserta yang mengikuti turnamen silat mulai dari usia empat tahun hingga 49 tahun.
Terkait dengan perbedaan fisik orang Jerman dan Indonesia, Boris berpendapat bahwa mungkin orang Jerman lebih unggul secara fisik karena mereka tiggi dan besar, sehingga terkesan lebih kuat. Namun, tidak dipungkiri orang Indonesia yang berbadan lebih kecil memiliki gerakan yang lebih lincah dan gesit.
Duta Besar RI untuk Jerman sangat mendukung para pemain pencak silat yang semakin berkembang di sana. Ia berharap sebuah komunitas pencak silat yang lebih besar akan terbentuk berkat turnamen-turnamen terintegrasi di berbagai kawasan di Eropa. Selain Berlin Open, terdapat turnamen silat lain yang diselenggarakan setiap musim panas oleh Federasi Pencak Silat Belgia (BPSF).
Minat masyarakat Jerman untuk menekuni pencak silat semakin banyak ketika Boris membuka halaman Facebook pencak silat Jerman. Saking banyaknya permintaan, Boris cukup kewalahan karena kurangnya pelatih untuk para peserta baru. Sampai saat ini PSUD mengusahakan kedatangan tiga guru besar pencak silat dari Jogjakarta ke Jerman yang masih terkendala masalah birokrasi.
Nah, Cakap People! Kamu berminat jadi guru pencak silat di Jerman?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!