in ,

Sekjen PBB: Perpecahan Hubungan AS-China Bergerak Ke ‘Arah yang Sangat Berbahaya’

“Kita harus melakukan segalanya untuk menghindari Perang Dingin baru,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.

CakapCakapCakap People! Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres memperingatkan bahwa dunia telah melihat terjadinya “perpecahan besar” antara Washington dan Beijing. Demikian diungkapkannya saat menyampaikan pidato pada Sidang Umum PBB ke-75 di New York, AS, Selasa, 22 September 2020.

Menurut laporan NBC News, dalam pidatonya itu dia mengatakan Amerika Serikat dan China “bergerak ke arah yang sangat berbahaya,” dengan perpecahan yang didasarkan pada perdagangan dan teknologi yang dapat dengan mudah meningkat menjadi konflik militer.

“Kita harus melakukan segalanya untuk menghindari Perang Dingin baru. Kita bergerak ke arah yang sangat berbahaya,” kata Guterres pada pertemuan puncak virtual PBB. “Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dengan sangat parah.”

Dia menambahkan, “Risiko perpecahan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi perpecahan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan segala cara.”

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres terlihat di layar saat menyampaikan pidato dalam Dialog Iklim Petersberg di Berlin, 28 April 2020. KTT internasional ini diselenggarakan dengan cara konferensi video di tengah pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh Virus corona SARS-CoV-2. [Foto: EPA-EFE / MICHAEL KAPPELER / POOL]

KTT tersebut menandai ulang tahun ke-75 PBB.

Guterres memperingatkan kembali para pemimpin dunia tentang “empat penunggang kuda” yang membahayakan yakni: ketegangan geopolitik, krisis iklim, ketidakpercayaan global yang meningkat dan sisi gelap dari internet. Nah, kini ada ancaman baru yang dibawa oleh “penunggang kuda kelima” yaitu virus corona.

“COVID-19 telah mengungkap kerapuhan dunia: meningkatnya ketidaksetaraan, bencana iklim, perpecahan sosial yang semakin meluas, korupsi yang merajalela,” katanya.

Meskipun Presiden AS Donald Trump kadang-kadang memuji Presiden China Xi Jinping, krisis virus corona telah menyebabkan hubungan antara dua negara ekonomi terkuat di dunia itu jatuh ke posisi terendah baru.

NBC News memberitakan, Trump dan pemerintahannya telah bentrok dengan China dalam perdagangan, ekspansinya ke Laut China Selatan, penumpasan pengunjuk rasa di Hong Kong dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur.

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan). [Foto via Liputan6.com]

Sementara itu, lewat pidatonya yang disiarkan melalui video, Xi mengatakan kepada majelis PBB bahwa negaranya tidak berniat berperang “baik Perang Dingin atau perang panas dengan negara mana pun.”

Xi menyerukan negara-negara untuk meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama. “Setiap upaya untuk mempolitisasi masalah, atau stigmatisasi, harus ditolak,” katanya.

Trump, sementara itu, menggunakan rekaman pidatonya untuk menyerang Beijing secara langsung.

“Kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia, China,” katanya. “Pemerintah China, dan Organisasi Kesehatan Dunia – yang secara virtual dikendalikan oleh China – secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia.”

Zhang Jun, duta besar negara untuk PBB, menolak tuduhan Trump sebagai hal yang “tidak berdasar” dan mengatakan bahwa “kebohongan yang diulang ribuan kali masih merupakan kebohongan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Indonesia Pecahkan Rekor Kenaikan Kasus Harian COVID-19 Ketiga Kalinya Berturut-turut

Langka, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Minta Maaf Lewat Surat Karena Menembak Mati Warga Korea Selatan