Ayah meninggal saat saya berumur setahun. Hanya lewat foto dan cerita dari Ibu, saya mengenal Ayah.” -Muizzu Khaidir, 20 Tahun, Mahasiswa UIN Alauddin Makassar-
CakapCakap – Orang bilang, masa kanak-kanak itu masa yang paling membahagiakan. Saat anak-anak kecil lain menyimpan banyak memori bermain bersama Ayahnya, ia tak memiliki waktu yang banyak untuk sekedar menikmati permainan bersama Ayah. Waktu telah merenggut momen itu begitu cepat.
Ia hanya memiliki memori bersama Ayah lewat kisah-kisah yang diceritakan oleh Ibunya. Baginya itu sudah cukup untuk mengenal seperti apa sosok Ayahnya. Meski wajah sang Ayah terasa samar untuk dikenang.
“Ayah meninggal saat saya berumur setahun. Hanya lewat foto dan cerita dari Ibu, saya mengenal Ayah,” kata Muizzu Khaidir yang akrab disapa Dion ini mengawali kisahnya.
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Jurusan Jurnalistik ini bercerita, Ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan saat perjalanan pulang ke Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, tempat di mana ia dilahirkan dan dibesarkan.
Sejak Ayahnya meninggal, seluruh tanggung jawab keluarga dan anak-anak di keluarganya, diambil alih oleh Ibunya. Anak bungsu dari enam bersaudara ini, mengaku bangga dengan sang Ibu yang memiliki ketangguhan membesarkan anak-anaknya sendirian.
“Sejak itu, ban kapten Ayah dalam keluarga, diambil Ibu. Ibu itu seperti memiliki ketangguhan dan kekuatan, melebihi yang pernah dimiliki Thanos dalam film Avengers. Banggalah pokoknya sama Ibu,”ungkapnya.
Meski dibesarkan dalam keluarga yang tak utuh, tanpa Ayah, ia mengaku sangat bersyukur memiliki keluarga yang melimpahinya kasih sayang tak berbatas padanya.
“Hal tersulitnya adalah saat merasa benar-benar kehilangan sosok Ayah dalam keluarga. Saat butuh figur pemimpin seperti Ayah, tapi tidak ada,”ucapnya.
“Membayangkan sosok Ayah yang dulu diandalkan sebagai tulang punggung keluarga, tapi tiba-tiba harus berpulang duluan dari kami. Beruntungnya, Ibu bukan tipikal yang putus asa.”
Sepeninggal Ayahnya, impian terbesar Dion yang saat ini sudah berusia 20 tahun, adalah ingin selalu membuat Ibu bahagia setiap saat, bisa umroh bareng suatu hari nanti.
“Kehilangan seorang pemimpin keluarga, bukanlah akhir segalanya. Tetaplah selalu bersyukur dan percaya bahwa Allah sayang sama Ayah. Selalu mendoakannya, semoga bertemu di akhirat kelak,” kata Dion mengakhiri perbincangan.
Selagi orang tua kita masih utuh keduanya, sering-seringlah mengajak mereka berbincang. Sempatkanlah setiap hari bersama Ayah dan Ibu, setidaknya teleponlah mereka saat kamu sedang jauh darinya. Sejatinya, merekalah rumah kita..
mantap sekali…