Semakin banyak jenis media sosial yang beredar di kalangan anak muda zaman now, semakin banyak pula anak muda yang berlomba-lomba untuk menggunakan sosmed tersebut. Mulai dari yang agak jadul kayak facebook sampai yang sosmed terbaru kayak Tik-Tok seakan harus dimiliki dan diaktifkan semua. Padahal, tujuannya sebenarnya mirip aja kan? Buat eksis.
Bahkan penelitian membuktikan bahwa semakin banyak media sosial yang digunakan oleh seseorang, semakin besar pula potensi orang tersebut untuk depresi. Kok bisa?
Brian A. Primack, MD, director dari University of Pittsburgh Center for Research on Media Technology and Health meneliti dan mengurai fakta bahwa memakai lebih dari 2 media sosial yang berbeda akan membuat seseorang kesulitan. Banyaknya media tersebit membuat sulit membagi waktu dan memberi porsi yang sama pada setiap medsos. Intinya anak muda ingin terlihat eksis dimana-mana bukan?
Rupanya inilah salah satu hal yang membuat tingkat depresi merangkak tajam ketika seseorang memiliki banyak koneksi di media sosail yang berbeda-beda. Selain itu, faktor ingin pamer dan dipuji oleh teman-teman saat posting sesuatu juga berdampak besar dalam psikologis.
Ketika pujian atau komentar kurang sesuai dengan harapan, maka kemungkinan orang tersebut akan stress kemudian berlanjut dpersi. Kurang bijaknya mengatur waktu dalam bermedia sosial juga mmebuat tingkat depresi menukik tajam.
Oleh karena itu, gunakan media sosial sesuai porsinya aja ya Sobat Millennials Cakapcakap. Nggak pelru muluk-muluk dan ketinggian ekspektasi, supaya nggak berlanjut jadi depresi. Yuk lebih bijak lagi! [ED/RM]
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!