CakapCakap – Cakap People! Sebagian orang menganggap campak sebagai sebuah penyakit ringan dan “wajar” yang akan dialami oleh semua anak. Padahal, penyakit yang mereka anggap tak berbahaya tersebut sebenarnya adalah roseola, bukan campak.
“Masih banyak orang menganggap campak adalah penyakit ‘wajar’ yang akan dialami semua anak,” kata dokter spesialis anak subspesialis saraf anak, dr Arifianto SpA(K) kepada Republika.co.id, Kamis, 19 Januari 2023.
Kekeliruan ini mungkin terjadi karena campak dan roseola memiliki gejala yang cukup mirip, seperti demam dan ruam. Padahal, keduanya merupakan dua penyakit yang berbeda.
Roseola pada dasarnya merupakan penyakit yang ringan dan tanpa komplikasi. Penyakit ini juga dikenal dengan nama “tampak” atau “tampek”.
Sebaliknya, campak merupakan penyakit yang bisa berbahaya bagi anak. Dalam sebagian kasus, campak dapat memunculkan komplikasi yang berat hingga mengancam jiwa, seperti pneumonia, dehidrasi, gangguan penglihatan dan pendengaran, serta subacute sclerosing panencephalitis (SSPE).
“(Roseola) sangat berbeda dengan campak yang mematikan. Makanya bagi kami, mendapatkan satu saja anak dengan campak adalah ‘menyeramkan’ (karena risiko komplikasinya),” kata dr Arifianto yang akrab disapa dr Apin ini.
Dokter Apin mengungkapkan, ada sejumlah perbedaan pada campak dan roseola yang bisa dikenali oleh masyarakat umum. Dari segi usia misalnya, kasus roseola sebagian besar mengenai anak berusia di bawah dua tahun, dan utamanya di bawah satu tahun.
Dari segi gejala, ruam pada kasus roseola biasanya muncul setelah demam mereda. Sedangkan pada kasus campak, ruam umumnya muncul saat demam masih terjadi.
“Jadi ruam (campak) muncul, sampai sekitar tiga hari kemudian pun demam masih bisa berlanjut,” ujar dr Apin
Perbedaan lainnya, ruam pada kasus roseola cenderung meluas dengan cepat dalam hitungan jam. Dalam kurun waktu satu hari, ruam sudah bisa terlihat di seluruh tubuh pasien roseola.
Sebaliknya, ruam pada kasus campak umumnya muncul secara bertahap. Sebagai contoh, di hari pertama ruam mungkin baru terlihat pada area atas tubuh. Pada hari berikutnya, ruam baru terlihat pada area tubuh lainnya.
“Campak juga disertai dengan (gejala) mata yang merah ya. Khas itu karakteristiknya. Sedangkan roseola jarang disertai dengan mata yang merah,” ujar dr Apin.
Gejala roseola
Roseola merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi human herpesvirus 6 (HHV-6) atau human herpesvirus 7 (HHV-7). Dikutip dari Medical News Today, penyakit ini menular lewat droplet pernapasan yang ada di udara atau di permukaan berbagai benda.
Roseola dapat memunculkan gejala seperti demam tinggi dan ruam kemerahan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak berusia 6-12 bulan.
Roseola merupakan self limiting disease atau penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan medis. Penderita roseola umumnya dapat dirawat di rumah, kecuali bila mereka mengalami kejang atau demam tinggi yang terus-menerus.
Gejala campak
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan mematikan pada anak. Pada 2018, campak menyebabkan lebih dari 140 ribu kasus kematian di dunia. Sebagian besar dari kasus kematian tersebut terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun.
Penyakit ini disebabkan oleh virus measles yang merupakan bagian dari keluarga Paramyxoviridae dan genus Morbillivirus. Penularan campak bisa terjadi melalui kontak dengan droplet pernapasan dari pasien.
Campak sering kali memunculkan gejala seperti demam tinggi dan ruam. Kelompok yang paling berisiko terhadap komplikasi bila terkena campak adalah anak balita (usia di bawah lima tahun) dan orang dewasa berusia di atas 30 tahun.