Henry Ford, pebisnis Amerika Serikat yang membidani berdirinya Ford Motor Company, punya satu kata mutiara paling dikenal sepanjang sejarah soal kesuksesan. Ia mengatakan, “Kamu berkata bisa atau tidak, biasanya kamu benar.” Adalah pamor Henry Ford yang membuat orang yang mendengar kalimat tersebut langsung percaya dan patuh padanya. Namun, kebenaran ucapan Ford tersebut telah berhasil dibuktikan lebih dari 70 tahun kemudian.
Hal ini diketahui dari riset yang dilakukan oleh National Science Foundation terhadap para mahasiswa tentang berbagai faktor yang membuat mereka memiliki nilai bagus, rajin ke kampus dan lulus bangku kuliah. Hasil riset mendapatkan tiga temuan dan satu kesimpulan yang sejalan dengan pernyataan Henry Ford, yakni bahwa keyakinan pada diri sendiri dan kemampuan sendiri menentukan sukses tidaknya seseorang.
Riset ini melibatkan 12 orang psikolog dan sejumlah peneliti bergelar doktor dari berbagai kampus dan institusi think tank di seluruh Amerika Serikat. Mereka semua bersatu mempelajari laporan hasil 61 eksperimen yang berkutat di dunia para mahasiswa dan kesuksesan. Mereka mendapati kalau ada tiga faktor utama yang menentukan prestasi mahasiswa dan, uniknya, semua faktor ini berlaku general, tidak tergantung pada skor tes atau status sosial ekonomi mahasiswa.
Punya tujuan yang jelas dan memiliki nilai
Riset menunjukkan kalau 83 persen dari hasil kajian mendapati kalau mahasiswa yang memiliki tujuan pribadi yang jelas dan punya nilai (moral) yang dianut punya peluang sukses lebih tinggi di masa depan. Singkat kata, mahasiswa yang semacam ini cenderung mengalami ‘happy ending’. Cakupan riset ini memang tidak terlalu banyak karena hanya mengulas seputar kehidupan kampus. Jadi, di sini yang dianggap sukses salah satunya adalah memiliki nilai IPK yang baik. Kebenarannya untuk diekstrapolasikan ke dunia nyata terlampau prematur mengingat masa kuliah hanya 4 tahun, sementara orang hidup hingga ia mati.
Punya komunitas dan teman
Faktor kedua yang berkontribusi pada kesuksesan para mahasiswa saat di kampus adalah mereka merasa bagian dari kampus, bisa beradaptasi di kampus serta memiliki hubungan sosial yang luas atau punya kawan. Dari sekitar 61 eksperimen yang dilakukan, terdapat lebih dari 50 temuan yang menunjukkan kalau merasa tidak hidup sendirian merupakan salah satu penunjang kesuksesan dan cepat lulusnya mahasiswa.
Punya keinginan untuk maju
Bagaimanapun juga kecerdasan kognitif tidak bisa dijadikan faktor penentu keberhasilan seseorang. Riset inipun mendapati hal yang sama, dimana memiliki keinginan untuk maju merupakan salah satu pendorong dan penentu keberhasilan mahasiswa di bangku kuliah. Kontribusi kondisi emosional ini terhadap kesuksesan cukup besar, yakni sekitar 75 persen.
Buat kamu ketiga faktor di atas mungkin terdengar klise dan klasik. Tapi, itu tidak menjadikan ketiga komponen tersebut kurang valid untuk dijadikan penentu kesuksesan. Para peneliti sebelumnya juga cukup ‘skeptis’ dengan temuan mereka. Namun, mereka mendapatkan cara untuk memverifikasi temuan ini. Salah satunya adalah dengan meminta mahasiswa menulis sebuah esai tentang dirinya dan lingkungan sekitarnya serta melihat ketiga komponen di atas dalam tulisan yang mereka buat. Cara ini efektif untuk membuktikan hipotesis mereka, bahwa ketiga faktor tersebut benar-benar punya kontribusi terhadap kesuksesan mahasiswa di kampus.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!