CakapCakap – Cakap People! Kemarahan di jalan raya alias road rage terkadang tidak terhindarkan. Dalam situasi tertentu, menyetir memang bisa menjadi pengalaman penuh tekanan. Apalagi, jika terpicu oleh pengemudi lain yang melanggar aturan atau menyetir ugal-ugalan.
Psikoterapis di Park Ridge, Barry Markell, telah merawat banyak pelaku dan korban road rage. Dia menjelaskan, kemarahan di jalan raya terutama terjadi karena ada terlalu banyak orang di suatu lokasi. Secara umum, berkerumun terbukti menyebabkan agresi.
Bedanya dengan kerumunan massa, di jalan raya orang-orang ada di kendaraan masing-masing. Orang yang marah atau senewen saat di jalan raya biasanya tidak “memanusiakan” orang lain. Mereka tidak melihat orang di kendaraan lain sebagai individu atau pribadi tertentu.
“Orang-orang bisa melakukan hal gila. Mereka menabrakmu, mereka membuat orang keluar dari jalur, mereka mengeluarkan senjata, berteriak, membuat gerakan tangan menghina. Mereka lepas kendali,” ujar Markell, dikutip dari laman Web MD, Selasa 14 Februari 2023.
Markell membagikan cara supaya korban bisa mengendalikan situasi saat terjebak dengan pelaku road rage. Selalu waspada saat di jalan raya. Apabila ada mobil mencurigakan yang seperti membuntuti, segera ganti jalur.
Jika kendaraan lain ingin lewat, perlambat laju kendaraan kamu dan biarkan mereka lewat. Apabila ada orang ugal-ugalan, jauhkan kendaraan. Tetaplah berada di belakang kendaraan orang yang ugal-ugalan itu supaya mengurangi risiko kerusakan mobil.
Ketika ada orang yang marah-marah sambil menyetir, atau saat situasi semakin tidak terkendali dan muncul isyarat tangan tak pantas, abaikan saja dan jangan membalas. Jika perlu, cari jalan berbeda.
Menurut Markell, kontak mata bisa dilakukan sewajarnya. “Menurut saya, Anda harus melihat orang itu. Dan pertimbangkan jika nanti Anda harus mengidentifikasi sosoknya,” ucap Markell.