in ,

Ritual Cuci Benda Pusaka di Bone dengan Raja Nusantara

Indonesia memiliki kekayaan tradisi yang unik dan bahkan tidak dapat ditemui di negara lain. Keberadaan kerajaan di masa lampau dan juga budaya yang masih berakar kuat sampai masa modern ini, membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang khas. Setiap kerajaan yang masih bertahan sampai saat ini memiliki tradisi masing-masing yang juga dijunjung tinggi dan dihormati rakyatnya. Salah satunya di Kerajaan Bone, kerajaan ini memiliki tradisi ritual cuci benda pusaka. Tradisi yang hampir dimiliki oleh setiap kerajaan di Indonesia ini pasti memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri, yang membedakan tradisi serupa di Kerajaan yang berbeda.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pemerintah kabupaten mengadakan serangkaian upacara adat khas Kerajaan Bone, yaitu ‘Mattompang Arajang’. Upacara adat ini adalah prosesi pencucian benda pusaka miliki Kerajaan Bone. Kegiatan ini digelar di Museum Arajang, yang terletak di kawasan Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Bone. Ritual pencucian benda pusaka Kerajaan ini diwarnai dengan berbagai macam benda pusaka yang jarang dilihat oleh masyarakat umum, mulai dari keris, parang, dan benda-benda antik lainnya. Masyarakat yang ingin menyaksikan ritual atau tradisi ini harus menunggu prosesi ini setahun sekali.

Pencucian Benda Pusaka di Bone
makassar.tribunnews.com

Dikarena ini adalah agenda kerajaan yang besar, Pemerintah Kabupaten dan Dewan Adat setempat mengundang berbagai tamu kehormatan dari luar dan dalam negeri. Tidak hanya satu dua, tamu kehormatan yang hadir dalam kegiatan besar ini adalah sejumlah 31 tokoh, mulai dari Raja, Ratu, dan Tokoh Budaya. Mereka yang hadir terdiri dari :

  1. Panembahan Agung Tedjowulan (Maha Menteri Kasunanan Surakarta Hadiningrat/Ketua Agung MARS Indonesia)
  2. Hari Ichlas Majo Lelo Sati (Raja Minangkabau/Sekretaris Agung MARS Indonesia)
  3. Sultan Aji M Andrian Sulaiman (Kesultanan Paser Kalimantan Timur)
  4. Rheindra J Wiroyudho Alamsyah (Ketua Umum Matra)
  5. Pangeran Raja Adipati Arief Natadininggrat (Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon)
  6. Arena Jr Parampasi (Raja Palu)
  7. A Agung Ngurah Ugrasena dan Permaisuri (Raja Puri Agung Singaraja Buleleng Bali)
  8. Upu latu ML Benny Ahmad Samu Samu (Raja Samu Samu)
  9. Aji Bambang Kusuma (Kesultanan Gunung Tabur Kalimantan Timur)
  10. Datu Dissan Maulana (Kesultanan Bulungan)
  11. Pangeran Syah (Brunei Darussalam)
  12. Anakia Endri Tekaka (Putra Mahkota Raja Laiwoi Kendari)
  13. Tengku Sahwal Azis (Singapura)
  14. Raja Sabri Palakka (Singapura)
  15. Seppi Uyo (Papua)
  16. Cristomus Wamuar (Papua)
  17. Elia Merahabia (Papua)
  18. Kaisar Raja Bana Naineno II, (Kerajaan Oenun Mutis/Bimomi Meomafottu-Timor-NTT)
  19. Sultan Bangsa-Sultan Gulamatsyah II (Kesultanan Muko Muko Bengkulu)
  20. Pangeran Nata Adiguna Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat (Kedaton DKI Jakarta)
  21. Fadlan Maalip, SKM Tuanku Bosa Talu XIV (Pasaman Barat Sumatera Barat)
  22. Tan Sri Dato Mujeebudeen (Presiden Kelab Bnau Malaysia)
  23. Raja Amanatun Don Kusa Banunaek
  24. Rex Sumner (tokoh budaya Kerajaan Inggris)
  25. Sultan Ratu Bagus Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja (Kesultanan Banten)
  26. Nouhoum Fofana, Luciana (Tokoh Pemuda Adat Mali Afrika Barat)
  27. M Nizar Yang Dipertuan Agung (Kerajaan Gunung Sahilan Rantau Kampar Kiri. Prov Riau)
  28. Tengku Tresneidy (Kerajaan Gunung Sahilan Rantau Kampar Kiri Prov Riau.)
  29. Jhonny Za, Rajo Johan (Bendahara MARS Indonesia)
  30. Ida Dalem Smaraputra (Raja Kakungkung)
  31. Lalu Muh Putria (Kerajaan Silaledeng Lombok)

Memang diakui oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, diwakili oleh Kepala Dinas, Andi Promal, bahwa upacara adat ini digelar lebih meriah dan berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Melalui tema yang diusung, yakni Mempererat Persatuan dan Kesatuan, pemerintah daerah berharap bahwa Kabupaten Bone dan potensi wisatanya bisa dikenal secara luas di dunia internasional.

Ritual ‘Mattompang Arajang’ ini selalu dilaksanakan bersamaan dengan Hari Jadi Kabupaten Bone. Pelaksanaan kegiatan ini dianggap sebagai suatu tradisi tahunan yang sakral, dipimpin oleh sejumlah Bissu, dan pemuka agama Bugis lelaki yang bersifat perempuan.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Membanggakan, 4 Siswa SMA Ikut Kejuaraan Karate Dunia Di Vietnam

Penataan Ulang Ruang Udara Kawasan Timur Jadi Fokus AirNav