in ,

Ribuan Pasien Menderita ‘Long COVID’, WHO: Berdampak Parah pada Kesehatan, Sosial, Ekonomi dan Pekerjaan

“Beban itu nyata dan signifikan,” katanya.

CakapCakapCakap People! Ribuan pasien COVID-19 terus menderita gejala serius, merasa lemah dan tetap merasakan gejala selama beberapa bulan setelah serangan awal infeksi., di mana kondisi ini menyebabkan konsekuensi sosial, kesehatan dan ekonomi yang besar. Demikian diungkapkan oleh para ahli kesehatan Eropa pada Kamis, 25 Februari 2021.

Melansir Reuters, dalam rilisan laporan panduan yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kondisi tersebut yang sering disebut sebagai “long COVID” atau “sindrom pasca-COVID”, para ahli mengatakan sekitar satu dari 10 pasien COVID-19 masih tidak sehat 12 minggu setelah infeksi akut mereka, dan banyak yang menderita gejala lebih lama.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

“Ini adalah kondisi yang bisa sangat melemahkan. Mereka yang menderita penyakit ini menggambarkan kombinasi yang bervariasi dari gejala yang tumpang tindih … (termasuk) nyeri dada dan otot, kelelahan, sesak napas … kabut otak (dan) banyak lainnya,” kata Martin McKee, seorang profesor di Observatorium Eropa tentang Sistem dan Kebijakan Kesehatan, yang memimpin laporan tersebut.

Dr Hans Kluge, direktur regional Eropa WHO, mengatakan COVID-19 dapat memiliki konsekuensi sosial, ekonomi, kesehatan dan pekerjaan yang parah.

“Beban itu nyata dan signifikan,” katanya.

Dia mendesak otoritas kesehatan untuk mendengarkan kekhawatiran pasien, menanggapinya dengan serius, dan membangun layanan untuk membantu mereka.

Bukti yang berkembang dari seluruh dunia menunjukkan ribuan orang mengalami ‘long COVID’. Kondisi tersebut tampaknya tidak terkait dengan apakah pasien mengalami infeksi yang parah atau ringan.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Sebuah laporan awal oleh Institut Riset Kesehatan Nasional Inggris tahun lalu menunjukkan bahwa long COVID bukan hanya satu kondisi, tetapi merupakan beberapa sindrom yang menyebabkan gejala rollercoaster yang mempengaruhi tubuh dan pikiran.

Dr Kluge mencatat bahwa seperti penyakit baru lainnya, masih banyak yang tidak diketahui tentang COVID-19.

“Kami perlu mendengarkan dan … memahami. Penderita kondisi pasca-COVID perlu didengarkan jika ingin memahami konsekuensi jangka panjang dan pemulihan dari COVID-19,” katanya. “Ini adalah prioritas yang jelas untuk WHO (dan) harus menjadi prioritas juga untuk setiap otoritas kesehatan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Toyota Mulai Membangun Kota ‘Pintar’ Untuk Menguji AI, Robot, dan Mobil Tanpa Pengemudi

China Setujui Dua Lagi Vaksin COVID-19 ‘Sinopharm dan CanSinBIO’ Untuk Penggunaan Publik