CakapCakap – Cakap People! Serangan jantung adalah kondisi akut yang jarang didahului oleh tanda peringatan yang jelas. Padahal, gejalanya terkadang bisa menyerang berjam-jam atau berminggu-minggu sebelum kejadian serangan jantung.
Kini, sebuah studi baru mengungkap bahwa rasa nyeri di kaki bisa menjadi sinyal penting dari serangan jantung yang akan datang. Rasa nyeri bisa mencerminkan berbagai jenis penyakit pembuluh darah tergantung di mana penyakit itu terjadi di dalam tubuh.
Ketika nyeri secara khusus terjadi di area tungkai bawah, misalnya, itu bisa menandakan masalah aliran darah karena penyakit arteri perifer (PAD). Tungkai bawah merupakan bagian di antara lutut dan pergelangan kaki yang memiliki tulang kering dan tulang betis.
Penting untuk diperhatikan bahwa nyeri pada area kaki bukanlah gejala serangan jantung, tetapi itu bisa menjadi tanda penyakit jantung.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di JAMA Cardiology menetapkan bahwa sekitar lima persen orang dengan PAD bisa mengalami serangan jantung dalam 30 bulan.
Studi tersebut mengidentifikasi dua jenis serangan jantung, dengan infark miokard tipe 1 yang disebabkan oleh kejadian koroner trombotik akut. Infark miokard tipe 2, di sisi lain, cenderung mengikuti ketidakseimbangan akut antara suplai dan kebutuhan oksigen.
“Gejala ekstremitas lanjut tampaknya merupakan prediktor yang lebih kuat untuk infark miokard tipe 2 daripada infark miokard tipe 1. Infark miokard pada pasien dengan PAD dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian kardiovaskular dan kejadian yang membutuhkan rawat inap,” kata peneliti, seperti dilansir laman Express, Rabu, 7 Desember 2022.
Pada tahap awal PAD, gejalanya jarang terjadi, dengan sebagian besar komplikasi muncul secara eksklusif saat berolahraga dan berhenti saat istirahat.
Clinic Cleveland menjelaskan gejala pertama PAD biasanya nyeri, kram atau ketidaknyamanan otot di kaki atau bokong (klaudikasio intermiten).
“Rasa nyeri terjadi saat Anda bergerak aktif dan hilang dengan sendirinya saat Anda beristirahat,” kata ahli.
Namun, seiring dengan kemajuan kondisi, klaudikasio bisa terasa pada malam hari, saat tubuh benar-benar rileks. Ini adalah tanda bahwa penyumbatan arteri memblokir aliran darah ke ekstremitas bawah dan menghilangkan oksigen dari anggota tubuh.
Perlu dicatat bahwa PAD cenderung berkembang selama beberapa dekade, terkadang membutuhkan waktu 50 tahun atau lebih untuk menunjukkan gejalanya. Tanda-tanda PAD juga mewakili spektrum keparahan penyakit, dengan beberapa kasus muncul tanpa gejala.
Faktanya, sekitar 20 hingga 50 persen pasien yang didiagnosis dengan kondisi tersebut tidak menunjukkan gejala. Padahal, mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit yang parah saat diuji.
“Ketika penyakit berkembang dan pembuluh darah menyempit, aliran arteri di ekstremitas bawah memburuk, dan gejala dapat bermanifestasi sebagai klaudikasio intermiten klasik atau sebagai klaudikasio atipikal atau ketidaknyamanan kaki,” jelas Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ).
AHRQ menyebut, klaudikasio intermiten didefinisikan sebagai ketidaknyamanan ekstremitas bawah yang dirasakan saat beraktivitas yang hilang dengan beristirahat. Semakin lanjut penyakitnya, semakin besar kemungkinan seseorang akan mengalami klaudikasio parah, yang dapat mengurangi jarak berjalan kaki dan menyebabkan nyeri saat istirahat.