Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Jangan kaget ya. Sebuah restoran di Afrika Selatan menyajikan ganja dalam sebuah pizza.
“Kami senang tetap berada di depan kurva dan sangat bangga menjadi restoran pertama di SA (South Africa-Afrika Selatan) yang meluncurkan pizza ganja,” kata Kinga Baranowska, Founder Col’Cacchio di Cape Town.
“Kami selalu melakukan inovasi dengan penawaran menu kami dan menyediakan basis pelanggan setia kami dengan tren positif kesehatan terbaru,” kata Baranowska.
Pizza ganja ini juga dikatakan tidak akan membuatmu merasakan efek “melayang tinggi” dan pusing setelah memakannya. Efek melayang biasanya dirasakan setelah seseorang mengonsumsi narkoba.
“Itu tidak akan membuat kamu melayang tinggi,” kata Mike Saunders, pendiri firma Supply Chain kepada media lokal.
“Itu tidak akan membuatmu pusing. Tapi, pada akhir makanmu, kamu akan mulai merasakan efek menenangkan dari CBD (minyak ganja),” kata Saunders.
Pelanggan yang menginginkan sesuatu yang lebih menenangkan daripada topping tradisional dapat memesan Green Goddess yang bebas daging, sajian zucchini panggang, feta, dan basil segar seharga 125 rand, atau sekitar Rp150 ribu atau Not-So-Plain Mary Jane dengan ayam, jamur dan saus alpukat dengan harga 140 rand.
Restoran ini memulai penawaran menu baru berkat amandemen Undang-Undang baru-baru ini tentang peraturan seputar penggunaan ganja pribadi di Afrika Selatan.
September lalu, pengadilan konstitusi Afrika Selatan mengesahkan konsumsi ganja untuk penggunaan pribadi setelah debat panjang yang serupa dengan yang terjadi di banyak negara lain tentang apakah akan melakukan terobosan atau tidak.
Pada akhir Mei, pemerintah memutuskan untuk melegalkan konsumsi minyak ganja hingga maksimum harian 20 mg per orang.
Pengacara Ricky Stone, seorang spesialis dalam Undang-Undang Ganja, mendesak restoran untuk melangkah hati-hati mengikuti keputusan.
