CakapCakap – Cakap People! “Keindahan dari makanan yang asli (tanpa pengawet) adalah makanannya berubah menjadi jelek,” kata Burger King dalam kampanye iklan barunya. Rantai makanan cepat saji yang terkenal ini tidak takut untuk menunjukkan betapa jeleknya burger mereka.
Pada akhir tahun 2020, semua restoran di AS akan menyajikan burger tanpa pengawet buatan, yang berarti bahwa mereka akan membuat makanan ini mengandung lebih banyak bahan organik dan sehat. Tanpa pengawet buatan, burger mereka akan menjadi berjamur seiring waktu.
Aditif atau bahan pengawet buatan membuat makanan terlihat segar lebih lama, jadi Burger King membuat pilihan berani untuk menunjukkan kepada pelanggan betapa buruknya burger mereka akan terlihat begitu mereka mulai membusuk — burger tanpa pengawet.
Burger King baru saja merilis iklan baru yang menunjukkan whooper baru mereka bebas pengawet buatan.
Menurut analisis dari penelitian yang dilakukan oleh YouGOV, 60 persen orang dewasa AS berusia 22 hingga 37 tahun mengatakan bahwa mereka saat ini lebih peduli tentang zat tambahan makanan dan hormon pertumbuhan mereka daripada lima tahun lalu.
Kecenderungan ini mendorong industri makanan untuk menawarkan pilihan yang lebih sehat dan organik bagi mereka yang peduli dengan kesehatan mereka.
Nah, untuk menarik basis pelanggan ini, restoran cepat saji ini memutuskan untuk menghapus dan menghilangkan pengawet buatan.
“Di restoran Burger King, kami percaya bahwa makanan asli rasanya lebih enak. Itulah sebabnya kami bekerja keras untuk menghilangkan bahan pengawet, warna, dan rasa dari sumber buatan dari makanan yang kami sajikan di semua negara di dunia, “kata Fernando Machado, Restaurant Brands International Global Chief Marketing Officer, dilansir dari Boredpanda, Jumat, 21 Februari 2020.
Dalam iklan barunya, Burger King memperlihatkan selang waktu 34 hari untuk menunjukkan dengan tepat berapa lama burger baru mereka bisa terurai dan membusuk saat tidak menggunakan pengawet buatan. Meskipun pemandangan ini tidak cukup layak untuk ditonton, tapi ini menunjukkan janji restoran untuk mengucapkan selamat tinggal pada pengawet buatan dan melayani pelanggannya makanan yang lebih sehat.
Jika kamu bertanya-tanya bagaimana aditif (pengawet) buatan ini bisa membantu makanan cepat saji menjadi lebih swgar dan awet lebih lama, ada baiknya jika kamu mengingat “burger keju McDonald terakhir yang dijual di Islandia.”
Tepat sebelum cabang McDonald terakhir ditutup pada 2009 di Islandia, seorang pria bernama Hjortur Smarason membeli makanan itu untuk konservasi. Selama 10 tahun terakhir, burger keju dan kentang goreng McDonald, yang sekarang disimpan di Museum Nasional Islandia itu hampir tidak berubah sama sekali.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:1 WNI Dinyatakan Positif Virus Corona di Australia, Pemerintah RI: Tak Tertular di Indonesia - CakapCakap