CakapCakap – Cakap People! Seorang remaja berusia 19 tahun asal Amerika Serikat berhasil mempertahankan disertasinya, dan akan segera menyandang gelar PhD di bidang teknik biomedis. Remaja bernama Tanishq Mathew Abraham itu akan wisuda sebagai PhD pada 15 Juni 2023 mendatang.
Fokus penelitian yang diambil Abraham adalah tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam teknik mikroskop untuk patologi digital di Departemen Patologi dan Kedokteran Laboratorium University of California, Davis, AS. Remaja keturunan India itu pun berbagi kegembiraannya di Twitter sekaligus berterima kasih kepada para pembimbing dan keluarga.
“Saya tidak akan bisa melakukannya tanpa cinta dan dukungan keluarga saya. Ibu, yang melepaskan gelar PhD-nya untuk mendidik kami. Ayah, yang menyulap hari-hari sibuknya bekerja agar saya bisa meraih impian saya. Adik, yang membuat hari-hari yang penuh tantangan menjadi tidak terlalu menakutkan dengan lelucon-leluconnya,” kata Abraham, seperti dilansir laman NBC, Jumat 9 Juni 2023.
Abraham mulai mengambil kuliah di sebuah community college lokal pada usia tujuh tahun, saat dia masih duduk di bangku SMA. Remaja yang meraih gelar doktor pada bulan Mei lalu itu kemudian diterima di University of California untuk mengejar gelar sarjana pada usia 12 tahun.
Fakultas Teknik University of California, Davis, tempat Abraham menerima gelar sarjana sains dan sekarang PhD, mengucapkan selamat kepada penduduk asli Sacramento ini atas prestasinya. Diketahui, Abraham lulus dari sekolah menengah pada usia 10 tahun.
Setahun kemudian, pada usia 11 tahun, Abraham memperoleh tiga gelar associate. Pada usia 14 tahun, ia lulus dari University of California dengan predikat summa cum laude.
Abraham baru berusia empat tahun saat bergabung dengan perkumpulan orang-orang ber-IQ tinggi, Mensa, yang mengharuskan setiap anggotanya untuk mengikuti tes yang telah disetujui dan berada di atas dua persen dari populasi umum. Tingkat kecerdasan Abraham berada di persentil 99.9 dalam tes IQ terstandar Mensa.
“Kami mengujinya dan menemukan bahwa ia cukup pintar. Kami terkejut ketika kami mulai memberinya materi-materi tingkat lanjut dan dia menangkapnya dengan sangat cepat,” kata sang ayah, Bijou Abraham, yang berprofesi sebagai software engineer.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!