CakapCakap – Melakukan investasi sangat penting untuk mendapatkan tambahan keuntungan dan sebagai dana cadangan. Bagi Cakap People yang sudah memiliki penghasilan, tentu sangat penting untuk mulai berinvestasi, agar keungan bisa lebih produktif dan sehat. Namun, sebelum berinvestasi tentu perlu juga untuk mengetahui karakteristik setiap instrumen investasi. Apalagi, sekarang ini ada banyak pilihan instrumen investasi, mulai dari reksa dana, deposito, emas, saham, hingga obligasi.
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksa dana merupakan wadah yang menghimpun dana masyarakat untuk diinvestasikan kembali oleh manajer investasi, dan hasil dari keuntungannya diberikan lagi kepada investor, dikutip dari laman Bisnis.com. Menurut CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, reksa dana sangat cocok bagi tipe investor dengan banyak keterbatasan, seperti waktu dan informasi. “Bagi investor pemula, instrumen investasi reksa dana merupakan yang paling banyak dilirik karena proses yang lebih mudah dan produk yang cukup beragam,” ungkapnya.
Sedangkan deposito, menurut CEO Finansialku, Melvin Mumpuni merupakan instrumen yang relatif aman, karena hampir tidak ada risiko penurunan jumlah atau kerugian. Skenario terburuk dari jenis instrumen ini adalah bunga yang terus mengecil. Suku bunga yang ditawarkan berkisar antara 5-8 persen per tahun. Namun, itu belum termasuk potongan pajak yang dikenakan dari bank kepada investor yang jumlahnya berbeda-beda setiap institusi. Penyetoran dan penarikannya sendiri hanya bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu, berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun.
Ditambahkan Melvin, emas merupakan instrumen yang sangat cocok untuk digunakan sebagai dana darurat, karena bisa dijual sewaktu-waktu secara langsung dan memiliki kecenderungan harga yang terus naik meskipun sangat kecil. Keuntungan emas memang hanya sekitar 2-4 persen per tahun, tapi menjadi salah satu instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. “Bagi saya, emas lebih cocok dikategorikan sebagai dana darurat. Ini juga hal paling penting dalam perencanaan keuangan, karena kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan,” jelas Melvin.
Kemudian, perencana keuangan OneShildt Financial Planning Budi Raharjo menyebut saham sebagai instrumen investasi dengan karakter high risk high return, atau jenis investasi yang memiliki risiko besar sekaligus potensi keuntungan yang besar. Sedangkan obligasi merupakan instrumen investasi berupa surat utang yang memiliki risiko sangat rendah, terutama yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, masih ada beberapa instrumen investasi lain, seperti mata uang kripto (cryptocurrency), serta investasi tanah dan properti. Nah, Cakap People pilih yang mana?