CakapCakap – Cakap people! Ratusan anak perempuan Iran di berbagai sekolah diserang oleh racun ringan selama beberapa bulan terakhir. Serangan racun itu diduga oleh kelompok agama yang menentang pendidikan untuk anak perempuan.
Reuters melaporkan, serangan racun terjadi di lebih dari 30 sekolah pada empat kota sejak November 2023. Serangan di kota suci Muslim Syiah Qom, Iran, mendorong beberapa orang tua mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah.
Menurut unggahan di media sosial, beberapa siswi dirawat di rumah sakit. Mereka mengatakan merasa mual dan jantung berdebar-debar. “Kami sedang menyelidiki dari mana racun ringan ini berasal dan apakah itu tindakan yang disengaja tidak berada dalam lingkup kementerian saya,” kata Menteri Kesehatan Bahram Einollahi seperti dikutip dari media pemerintah.
Wakilnya, Younes Panahi, mengatakan kepada kantor berita IRNA pada hari Minggu bahwa beberapa orang menginginkan sekolah terutama sekolah untuk anak perempuan, ditutup. Satu sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di kota Boroujerd.
Anggota parlemen Alireza Monadi mengatakan menghentikan anak perempuan pergi ke sekolah adalah ancaman serius. Ia tidak merinci, tetapi kecurigaan jatuh pada kelompok garis keras yang memiliki interpretasi menjaga nilai-nilai Islam.
Wakilnya, Younes Panahi, mengatakan kepada kantor berita IRNA pada hari Minggu bahwa beberapa orang menginginkan sekolah terutama sekolah untuk anak perempuan, ditutup. Satu sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di kota Boroujerd.
Anggota parlemen Alireza Monadi mengatakan menghentikan anak perempuan pergi ke sekolah adalah ancaman serius. Ia tidak merinci, tetapi kecurigaan jatuh pada kelompok garis keras yang memiliki interpretasi menjaga nilai-nilai Islam.
Beberapa ulama senior, anggota parlemen dan politisi mengkritik pemerintah karena gagal mengakhiri serangan racun terhadap para siswi. Hal ini bisa membuat para keluarga frustrasi dan memicu protes lebih lanjut.
“Para pejabat memberikan pernyataan yang kontradiktif, satu mengatakan itu disengaja, yang lain mengatakan itu terkait keamanan dan pejabat lain menyalahkan sistem pemanas sekolah,” kata media pemerintah mengutip ulama senior Mohammad Javad Tabatabai-Borujerdi. “Pernyataan seperti itu meningkatkan ketidakpercayaan orang (terhadap kemapanan).”
Serangan racun terhadap para gadis di Iran terjadi saat penguasa ulama Iran, menghadapi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan. Protes dipicu oleh kematian seorang wanita muda Iran, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moralitas yang memberlakukan aturan berpakaian yang ketat.