CakapCakap – Cakap People! Istilah ‘dopamin’ terbilang sangat familiar belakangan ini. Terutama di era media sosial seperti sekarang ini. Dopamin digambarkan sebagai efek menyenangkan yang dihasilkan ketika mengonsumsi konten-konten di berbagai media sosial, salah satunya TikTok.
Video-video pendek yang ditonton seringkali mendatangkan motivasi, rasa kegembiraan, rasa haru, takjub, dan lainnya. Tampaknya, dari sinilah asal muasal kenapa rasa keinginan menonton itu terus ada, yakni agar dopaminnya terus-terusan diperoleh.
Nah, bicara soal dopamin, ini dapat dijelaskan lebih detail. Terlebih karena para ahli telah mempelajarinya. Agar lebih paham seperti apa dopamin yang dihasilkan karena penggunaan TikTok, simak penjelasannya berikut ini.
Bagaimana TikTok Menghasilkan Dopamin?
Dr. Sanam Hafeez Psy.D. seorang neuropsikolog sebagaimana dikutip dari laman Bustle menjelaskan bahwa saat kita menelusuri TikTok, kita sebenarnya sedang mengejar dopamin. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ketika scrolling dan menemukan sesuatu yang membuat tertawa, maka di saat yang bersamaan otak akan menerima dopamin.
Dopamin sendiri merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh sistem penghargaan otak, menghasilkan perasaan senang, dan memotivasi untuk menemukan sumber dopamin lainnya kembali. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pelepasan dopamin dapat menjadi faktor kuat dalam menarik perhatian terhadap konten-konten singkat di media sosial TikTok.
Ini Kata Riset Soal Dopamin
Penelitian dari 2016 di Current Biology menunjukkan bahwa ketika seseorang mendapatkan dopamin dari sesuatu, maka mereka akan lebih cenderung memperhatikan hal-hal serupa pada waktu berikutnya. Dopamin yang didapatkan tidak terbatas pada aplikasi TikTok saja, melainkan juga bisa dari aplikasi lainnya.
Memperjelas hal ini, Dr. Hafeez menjelaskan bahwa TikTok memang tidak dirancang untuk menumbuhkan rentang perhatian panjang. Namun menurutnya yang perlu digarisbawahi adalah otak orang dewasa tidak serentan otak remaja untuk mendapat pengaruh rentang perhatian ini.
Dopamin Tiktok dan Kaitannya dengan Rentang Perhatian
Pada dasarnya dopamin bisa dimaknai sebagai sesuatu yang positif karena menghasilkan perasaan bahagia. Namun yang perlu diperhatikan adalah dari mana dopamin itu kita hasilkan. Jangan sampai aktivitas untuk menghasilkan dopamin tersebut melenakan dan menenggelamkan kita dalam kegiatan yang tidak produktif. Terlebih lagi, jika berpotensi melemahkan rentang perhatian durasi panjang kita.
Jadi, jika kita hubungkan, dopamin TikTok dan kaitannya dengan rentang perhatian terdapat pada lamanya durasi yang dihabiskan di TikTok. Nah, alasan betah berlama-lama di TikTok ini tidak terlepas dari efek dopamin yang didapatkan.
Semakin lama betah berlama-lama mengonsumsi sajian-sajian konten pendek, maka ini berpotensi memengaruhi rentang perhatian atau attention span.
Rekomendasi Ahli untuk Melatih Perhatian
Efek dopamin yang mungkin membuat kita terlena untuk scrolling terus-terusan di media sosial bisa diupayakan untuk diatasi. Dr. Hafeez menyarankan untuk menggunakan meditasi, membaca buku, melakukan teka-teki silang, atau menonton film untuk melatih diri menikmati perhatian jangka panjang.
Cobalah mendisiplinkan diri akan hal itu. Semakin konsisten melakukannya, maka ini dapat membantu menyaring berbagai efek negatif media sosial yang dapat menurunkan attention span kita.