CakapCakap – Cakap People! Ini adalah pemandangan yang menakjubkan saat melihat ribuan Penyu Hijau berjalan bergerak menuju pantai Great Barrier Reef di Australia. Adegan ini hanya bisa kamu saksikan sekali setiap tahun atau yang mereka sebut sebagai “musim bersarang”.
Australia bukan satu-satunya negara tempat penyu-penyu ini mengubur telurnya di pasir. Namun, negara ini, khususnya di Pulau Raine, dianggap sebagai “penangkaran penyu hijau terbesar di dunia”.
Diambil oleh Para Ilmuwan dari Departemen Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Pemerintah (DES) Queensland, rekaman gambar dari drone atau pesawat tak berawak itu menunjukkan jumlah terbesar penyu di dunia di terumbu karang nabati sekitar 620 kilometer barat laut Cairns.
Melalui drone, tim mengatakan bahwa mereka menghitung setidaknya ada 64.000 Penyu Hijau berenang di sekitar pulau. Mereka bertelur antara Mei hingga September.
Proses Bersarang Penyu Hijau
Ribuan penyu yang kamu lihat di lautan semuanya menunggu matahari terbenam. Menunjukkan perilaku malam hari, penyu ini biasanya membangun sarang dan menetas di malam hari.
Penyu betina perlahan-lahan merangkak ke bagian pantai yang kering. Melalui siripnya, dia mulai membuang beberapa pasir lepas. Setelah itu, penyu itu akan membangun “lubang tubuh” dengan menggali menggunakan siripnya. Kemudian, dengan sirip hitamnya, ia menggali ruang telur sekitar 2 hingga 5 kaki.
Ruang telur terlihat seperti “bola lampu terbalik”. Setelah beristirahat atau mendapatkan lebih banyak energi, ia kemudian melepaskan 80 hingga 120 telur yang seukuran bola ping-pong.
Setelah itu, Penyu Hijau akan dengan lembut menutupi ruang telur itu dengan pasir. Menggunakan sirip depannya, ia akan menyebarkan pasir di area yang luas itu untuk menyamarkan lokasi bilik telurnya. Tepat setelah misi sarangnya selesai, ia kemudian meninggalkan sarangnya dan kembali ke laut.
Begitu tukik muncul dari pasir, mereka akan melakukan perjalanan dan bermigrasi jarak jauh antara lokasi makan dan pulau-pulau tempat mereka dilahirkan. Penyu betina kembali ke tempat mereka dilahirkan untuk menetas setelah 35 tahun.
Penyu hijau betina biasanya bersarang 3 hingga 4 kali per musim dengan interval 2 hingga 3 minggu. Masa inkubasi telur berlangsung sekitar 60 hari.
Penyu Hijau dewasa tidak pernah melihat kembali sarangnya
Bukan sifat alami penyu betina untuk memelihara tetasannya. Jadi penyu betina tidak pernah mengunjungi tempat sarang yang dibangunnya.
Penyu Hijau juga dianggap sebagai salah satu penyu terbesar. Mereka juga satu-satunya herbivora di antara spesies penyu lainnya. Dinamakan Penyu Hijau karena warnanya hijau tulang rawan dan lemak.
Demikian juga, makhluk-makhluk ini kebanyakan ditemukan di perairan tropis dan subtropis.
Menurut laporan CNN, Selasa, 9 Juni 2020, Penyu Hijau saat ini menjadi terancam punah. Mereka juga terancam karena empat kejadian: 1) perburuan; 2) kehilangan lokasi bersarang di pantai; 3) terlalu banyak yang memanen telurnya; dan 4) terperangkap dalam alat tangkap.
Meskipun ribuan penyu datang ke Pulau Raine untuk menetas, para ilmuwan mengamati bahwa mereka tidak bereproduksi seperti yang diharapkan. Para ahli mengatakan, tukik hasil tetasan dalam jumlah yang kecil tersebut disebabkan oleh “medan yang tidak bersahabat dan banjir sarang”.
“Kami menyadari bahwa meskipun ada agregasi besar-besaran ini, reproduksi sebenarnya tidak bekerja dengan baik,” kata anggota DES Dr. Andrew Dunstan.
Dunstan juga menjelaskan bahwa penyu jatuh dari tebing. Akibatnya, mereka terperangkap di bawah terik matahari. Mereka bahkan menderita banjir di sarang mereka.
Organisasi World Wild Life mengatakan bahwa ratusan ribu penyu dalam setahun secara tidak sengaja terperangkap dalam alat penangkapan ikan. Misalnya, mereka ditangkap di jaring pukat udang, pancing, dan kait garis panjang. Penyu harus mencapai permukaan agar mereka bisa bernafas. Karena perangkap, mereka tenggelam dan mati.