CakapCakap – Cakap People! Pejabat taman laut menjumpai sekelompok besar dugong (duyung) yang tengah bahagia sambil memakan lamun (seagrass) di provinsi selatan Thailand ini. Para dugong itu seolah menikmati waktu mereka di pantai di tengah pandemi virus corona yang sepi dari wisatawan.
Dugong atau duyung adalah makhluk yang luar biasa! Namun, hewan raksasa pemalu ini sungguh sangat rentan. Ini merupakan hal yang cukup menyedihkan. Demikian menurut IUCN.
Karena pandemi COVID-19, kebanyakan manusia diharuskan untuk hanya tinggal di rumah dan tidak pergi ke manapun. Ini menjadi kesempatan yang berarti untuk para dugong super pemalu ini keluar dan bermain di perairan terbuka tanpa merasa takut dengan kehadiran manusia.
Menurut Bangkok Post, penemuan dugong dalam kelompok besar ini bermula ketika para pejabat Pusat Operasi Taman Nasional Laut No. 3 (Marine National Park Operation Centre No. 3) berpatroli di dekat Kepulauan Koh Libong. Mereka melihat 22 dugong!
Para mamalia laut itu termasuk beberapa ibu dan bayi mereka makan lamun (seagrass) dengan damai sambil berjemur. Biasanya, dugong tidak akan bisa pergi ke perairan dangkal seperti itu karena gangguan dari kapal penangkap ikan dan speedboat yang mengangkut wisatawan.
Dugong biasanya memakan lamun (seagrass) yang berlimpah di luar Trang. Para pejabat taman laut Thailand menemukan hewan-hewan itu di perairan dangkal dekat tanjung Chu Hoi.
Survei terbaru menemukan bahwa populasi dugong meningkat di Trang dan membentuk sekolah dugong terbesar di negara itu, terdiri dari 185 dari populasi nasional sebanyak 261.
Para pejabat mengambil gambar hewan itu dengan drone sebagai bagian dari patroli reguler mereka setelah pariwisata laut dihentikan bulan lalu karena pandemi COVID-19 di Thailand.
Kemunculan para dugong di wilayah itu menjadi hal yang agak luar biasa karena spesies ini terancam punah. Disebutkan bahwa pada tahun 2019, hanya ada 250 dugong di perairan Thailand.
Baru tahun lalu, kematian bayi dugong Thailand telah mengejutkan seluruh dunia. Penyebab kematian bayi mamalia laut itu adalah akibat infeksi yang diperburuk oleh serpihan plastik yang melapisi perutnya.
*Foto via World of Buzz
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Ilmuwan di Singapura Prediksi Kasus COVID-19 di Indonesia Mulai Berakhir Awal Juni 2020 - CakapCakap