CakapCakap – Cakap People! Gelombang protes menolak kebijakan pembatasan ketat telah menyeruak selama beberapa hari terakhir di Beijing dan kota lainnya di China.
Protes itu mencerminkan kemarahan publik atas kenyataan hidup yang sulit di tengah pembatasan ketat yang diberlakukan demi kebijakan “Zero COVID” atau tanpa kasus COVID-19 sama sekali.
Di antara banyak teriakan, slogan, dan eufemisme, salah satu hal yang disuarakan pemrotes adalah kerinduan mereka akan layar lebar. “Saya ingin menonton film,” kata seorang pendemo yang terekam dalam video viral di Weibo.
Teriakan itu tampaknya menjadi gambaran dari salah satu dari banyak keistimewaan yang terenggut selama pembatasan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Apalagi setelah diberlakukannya zero COVID.
“Semua orang terpaksa untuk meluapkan teriakan terakhirnya: Saya ingin menonton film!” tulis kepala salah satu jaringan bioskop utama China di Wechat pada Senin, 28 November 2022 dalam sebuah postingan, termasuk video protes.
Banyak eksekutif film China terkemuka lainnya membagikan video tersebut di antara pengikut mereka. Mereka pun menambahkan emoji menangis.
Dilansir Hollywood Reporter, Selasa, 29 November 2022, pasar film bioskop China lesu tahun ini di bawah kebijakan zero COVID di Beijing dan kontrol sensor yang meningkat.
Hingga Senin, 28 November 2022, total pendapatan penjualan tiket di negara itu anjlok 36 persen dibandingkan tahun lalu, dan lebih dari 50 persen lebih rendah dari tahun prapandemi 2019, menurut data dari Artisan Gateway.
Mayoritas bioskop di China tetap buka. Hanya saja, dengan tingkat infeksi COVID-19 yang meningkat di kota-kota besar seperti Beijing, Guangzhou, dan Chongqing membuat kebebasan publiknya terasa jauh dari kepastian. Belum lagi syarat tes PCR yang memberatkan harus dipenuhi warga untuk mengakses tempat-tempat umum di sebagian besar provinsi utama.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!