CakapCakap – Cakap People! Seluk beluk hidup Rishi Sunak langsung menjadi perhatian setelah ia terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris, termasuk sang istri, Akshata Murty, yang lebih tajir dari Ratu Elizabeth II.
Latar belakang kehidupan keluarga Sunak kini menjadi sorotan karena mereka dianggap hidup mewah ketika Inggris tengah tercekik krisis akibat inflasi.
Sejak dulu, Akhsata memang dikenal sebagai anak dari seorang pebisnis sukses asal India, Narayana Murty.
Nama Narayana tenar di kalangan pebisnis sebagai pendiri perusahaan teknologi raksasa Infosys. Berdiri pada 1981, perusahaan senilai US$75 miliar itu dianggap mengubah India menjadi “dapur kantor dunia.”
Sebagai anak Narayana, Murty mendapatkan jatah saham Infosys senilai sekitar US$700 juta atau setara Rp10,9 triliun.
Dengan kekayaan tersebut, Murty lebih tajir dari Ratu Elizabeth II. Berdasarkan Sunday Times Rich List pada 2021, kekayaan pribadi Elizabeth tercatat US$460 juta atau setara Rp7,1 triliun.
Tak hanya mendapatkan saham, Murty juga menerima laba perusahaan hingga puluhan juta dollar. Meski demikian, Murty menyandang status “non-domisili” di Inggris.
Dengan status itu, ia seharusnya tak perlu membayar pajak pendapatan. Warga Inggris pun marah ketika fakta ini terkuak.
Khawatir amarah warga itu mencoreng wajah politik Sunak, Murty akhirnya menyatakan bakal tetap membayar pajak Inggris dari pendapatannya di seluruh dunia.
“Saya melakukan ini karena saya mau, bukan karena aturan mengharuskan saya,” kata Murty melalui Twitter pada April lalu, sebagaimana dilansir AFP.
Ia kemudian menuliskan, “Keputusan saya tak akan mengubah fakta bahwa India masih menjadi negara kelahiran saya, kewarganegaraan saya, rumah orang tua, dan domisili saya. Namun, saya juga cinta Inggris.”
Terlepas dari kekayaan keluarga, Murty juga punya sumber pendapatan sendiri dari bisnis label fesyen yang ia dirikan pada 2010, Akshata Designs.
Menurut artikel profil di Vogue, Murty bekerja sama dengan seniman di desa-desa terpencil untuk menciptakan pakaian percampuran antara India dan Barat yang menjadi “kendaraan untuk mengungkap kebudayaan India.”
“Saya percaya bahwa kita hidup di masyarakat materialis. Orang menjadi lebih sadar mengenai dunia yang kita tinggali. Melakukan hal baik itu fashionable,” tutur Murty dalam artikel tersebut.
Darah bisnis memang mengalir di nadi Murty. Namun, kehidupan Murty di masa kecil sebenarnya dapat dikatakan sama dengan anak-anak lainnya di India, sesuai dengan didikan ibunya.
Ibu Murty, Sudha Murty, datang dari kelas pekerja. Ia merupakan teknisi perempuan pertama di Tata Motors.
Sudha tenar karena pernah melayangkan protes ke pemimpin Tata Motors melalui kartu pos. Ia mengeluhkan ketentuan perusahaan “kandidat perempuan tak perlu mendaftar.”
Dijuluki sebagai “nenek favorit India”, Sudha sudah mendirikan 60 ribu perpustakaan dan 16 ribu toilet di negara tersebut.
Dalam mendidik anak-anaknya, yaitu Murty dan Rohan, Sudha juga menerapkan kesederhanaan. Ia tak mengizinkan televisi di rumah.
Sudha juga menyuruh kedua anaknya pergi ke sekolah dengan becak, layaknya teman-teman sekelasnya.
Di tengah budaya perjodohan kuat di India, Sudha senang ketika Murty memilih seorang anak dokter dari Southampton sebagai suaminya. Dia adalah Rishi Sunak.
Murty dan Sunak pertama kali bertemu di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Kala itu, Murty sedang mengejar gelar MBA.
Sementara itu, Sunak yang sudah mendapatkan gelar S1 dari Oxford tengah melanjutkan studi berkat beasiswa dari Fulbright.
Mereka akhirnya menikah pada 2009 dengan acara yang terbilang sederhana ketimbang keluarga-keluarga kaya India lainnya.
Meski demikian, pernikahan mereka tetap dihadiri 1.000 tamu penting, mulai dari politikus hingga atlet.
Sebagai anak dokter dan putri pengusaha, kehidupan Sunak dan Murty acap kali menjadi sorotan karena berbagai kemewahan yang mengelilingi mereka.
Kini, kehidupan mereka kian menjadi perhatian karena Inggris tengah tercekik krisis. Media-media Inggris pun kerap mengintai kehidupan kedua putri mereka dan anjing peliharaannya.
Pada Agustus lalu, muncul laporan yang menyebut mereka menghabiskan dana hingga 400 ribu pound sterling atau setara Rp7 miliar untuk membuat kolam renang.
Sebulan sebelumnya, Sunak menjadi bahan cibiran warganet karena menggunakan sepatu Prada ketika berkampanye ke salah satu situs konstruksi.
Kini, warga pun berharap Sunak dapat memimpin Inggris keluar dari krisis dengan lebih peka.
Kendati dicibir, Sunak dianggap bisa dipercaya memperbaiki ekonomi, apalagi dengan rekam jejaknya sebagai mantan menteri keuangan.