CakapCakap – Cakap People! Seorang pria berusia 100 tahun, mantan penjaga SS Nazi pada Perang Dunia Kedua, telah didakwa dengan 3.518 tuduhan pembunuhan di sebuah kamp konsentrasi di pinggiran Berlin oleh Jaksa di Jerman.
Identitas pria itu belum terungkap lantaran adanya Undang-Undang Privasi di Jerman. Namun, diduga dia bekerja di kamp konsentrasi Sachsenhausen di pinggiran Berlin antara tahun 1942 hingga 1945 sebagai anggota sayap parlemen partai Nazi.
Sekedar diketahui, SS adalah Pasukan Elit Pelindung Hitler. Schutzstaffel atau yang lebih dikenal sebagai SS adalah “nyawa” dari rezim Nazi. Istilah Schutzstaffel sendiri berarti skuadron pelindung dan dibentuk langsung oleh Hitler pada tahun 1925.
Cyrill Klement, yang memimpin penyelidikan untuk kantor Kejaksaan Neuruppin, mengatakan bahwa tersangka masih dianggap cukup sehat untuk diadili meski usianya sudah tua.
Kasus ini pertama kali menjadi perhatian kantor Kejaksaan Neuruppin pada 2019, dikirim ke Klement oleh jaksa federal di Ludwigsburg yang secara khusus menyelidiki kejahatan perang era Nazi, menurut laporan The Guardian, Selasa, 9 Februari 2021.
Kamp Sachsenhausen didirikan pada tahun 1936, salah satu dari banyak situs terkenal yang digunakan dalam Holocaust. Meskipun awalnya dimaksudkan sebagai ‘kamp pelatihan’, namun dengan cepat menjadi rumah bagi pekerja paksa, pembunuhan massal, kamar penyiksaan, dan eksperimen medis.
Diperkirakan lebih dari 40.000 orang kehilangan nyawa di sana, entah itu karena kelaparan, penyakit, atau dibunuh oleh Nazi.
Dakwaan untuk pria tersebut menyusul setelah penuntutan baru-baru ini terhadap mantan sekretaris komandan SS berusia 95 tahun di kamp konsentrasi Stutthof di Gdansk. Dia dituduh ‘membantu dan mendukung pembunuhan dalam lebih dari 10.000 kasus’, serta keterlibatan dalam percobaan pembunuhan, antara Juni 1943 hingga April 1945.
Efraim Zuroff, kepala pemburu Nazi untuk Simon Wiesenthal Center di California, mengatakan kepada Sky News, ‘Usia lanjut para terdakwa bukanlah alasan untuk mengabaikan mereka dan memungkinkan mereka untuk hidup dalam kedamaian dan ketenangan yang mereka sangkal dari korbannya.’