CakapCakap – Cakap People! Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan belum bisa memastikan kehadiran Presiden Vladimir Putin dalam KTT G20 di Bali pada November mendatang.
“Saya tidak bisa memastikan 100 persen. Tapi yang jelas Putin memiliki niat untuk datang, baik itu offline atau online,” kata Vorobieva dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu.
Voribieva mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan jika negara-negara Barat ingin menolak kehadiran Putin atau memboikot pidatonya saat KTT G20.
“Jika mereka mau memblok Putin terserah mereka. Tapi apa tujuan mereka melakulan itu? Apakah mereka mau menganggu atau mau mencegah Putin untuk berpidato?” ungkap Vorobieva.
Vorobieva menyatakan upaya negara-negara Barat untuk menyudutkan Rusia dalam pertemuan G20 itu sebenarnya sudah terjadi saat pertemuan Menteri Keuangan G20.
Dalam pertemuan pada April lalu, para menteri keuangan dari AS, Kanada, dan Inggris keluar atau walk out saat rapat G20, sebagai bentuk protes atas invasi Rusia di Ukraina.
“Apa pentingnya melakukan itu? Kita seharusnya fokus dalam pemulihan ekonomi,” ujar Voribieva.
Dia justru menilai tindakan memboikot Putin itu tidak menghormati Indonesia sebagai presidensi G20.
“Itu tentu tidak menghormati negara tuan rumah,” jelas Vorobieva.
Menjawab pertanyaan Anadolu Agency soal rencana pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk membahas kelanjutan negosiasi Rusia-Ukraina, Vorbieva mengucapkan terima kasih atas upaya Turki untuk memediasi konflik.
“Saya tidak mengetahui secara jauh soal pertemuan itu, tapi kita sama-sama menunggu hasilnya,” tukas Vorbieva.
Vorbieva menuding negara-negara Barat mencegah Ukraina untuk mencapai kata damai dengan Rusia. “Mereka ingin mengubah perang ini menjadi krisis,” jelasnya.