CakapCakap – Cakap People! Presiden interim Kazakhstan, Qasym-Zhomart Tokayev, tampaknya berlebihan mengedit foto dirinya di acara kenegaraan. Penyuntingan foto ini makin marak menjelang pemilihan umum yang diadakan Juni 2019.
Pekan lalu, Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) membandingkan foto sebelum dan sesudah Tokayev hadir di acara kenegaraan, untuk memastikan apakah tim kepresidenan benar-benar melakukan editan photoshop pada wajahnya. Hasil kajian digital forensik menunjukkan adanya perubahan drastis pada bentuk wajah dan tekstur kulit sang presiden.
Belum diketahui siapa yang memerintahkan editan foto tersebut, apakah Tokayev sendiri atau ini inisiatif stafnya di pemerintahan. Manapun yang benar, foto-foto yang diunggah ke situs pemerintah dan akun media sosial Tokayev jelas sudah diberi fitur ‘beautify’.
Contoh sangat jelas yaitu foto Tokayev saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada akhir April 2019.
Dalam foto yang dirilis oleh Presidensi Kazakhstan, dagu Tokayev dikecilkan secara digital. Wajahnya juga terlihat lebih halus dan kencang.
Menariknya, Tokayev tampak berbeda jika dilihat dari foto-foto yang diunggah oleh Kantor Pers dan Informasi Presiden Rusia.
Beberapa minggu setelahnya, wajah Tokayev lagi-lagi diedit ketika bertemu dengan presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Wajah pemimpin Kazakhstan ini lebih tirus dan mulus.
Perubahan ini terlihat sangat jelas ketika dibandingkan dengan foto-foto lainnya dari acara tersebut.
Hal serupa terjadi kembali saat Presiden Kazakhstan ini menghadiri pertemuan bersama Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.
Kantor Staf Kepresidenan Hungaria mengunggah foto dari sudut agak berbeda, tapi kulit Tokayev tak sama seperti yang dirilis Presidensi Kazakhstan.
Situs Motherboard berusaha mengonfirmasi dugaan editan foto ini pada kantor Tokayev. Namun mereka tidak kunjung membalas permintaan wawancara. Kontak nomor faks kantor kepresidenan yang tercantum di situs cuma ada enam digit, padahal nomor faks standar di Kazakhstan setidaknya ada tujuh digit setelah kode area.
RFE/RL berspekulasi kalau foto-foto resmi mantan Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, juga sangat sering di-photoshop.
Ini bukan kali pertama pemimpin dunia dituduh mengedit penampilan mereka. Pada 2017, Presiden Kim Jong-Un diduga hobi mengecilkan telinganya. Presiden Donald Trump juga pernah membagikan foto-fotonya yang nampak ebih langsing dan tangannya terlihat lebih panjang.
“Beberapa tahun lalu, kami melakukan penelitian kecil-kecilan yang tidak dipublikasikan dengan mengunduh lebih dari 100.000 gambar Flickr secara acak dan mengujinya menggunakan algoritma analisis forensik yang kami miliki,” kata Siwei Lyu, associate professor di SUNY Albany yang mendalami kajian digital forensik, kepada Motherboard.
“Lebih dari separuh gambarnya kemungkinan telah diedit,” lanjutnya.
Saya juga memperhatikan kantor berita Getty Images melisensikan foto-foto Tokayev yang telah dimanipulasi secara digital. Foto-foto tersebut kreditnya diberikan pada kantor kepresidenan. Foto yang sudah di-photoshop itu masih tersedia di situs Getty saat artikel ini ditulis Kamis pekan lalu.
“Getty Images amat menjunjung tinggi integritas editorial dan menanggapi serius manipulasi gambar,” kata juru bicara Getty saat dikonfirmasi Motherboard.
“Kami memiliki aturan ketat mengenai gambar editorial yang dimanipulasi atau tidak asli. Aturan ini juga berlaku untuk fotografer staf dan kantor pers pemerintah—yang terkadang fotonya didistribusikan kepada para pelanggan kami.”
Getty mengatakan telah menghapus dua gambar Tokayev yang diedit berlebihan. Mereka lantas menyelidiki masalah ini lebih lanjut.
“Ada perbedaan besar antara pengguna yang membagikan foto editan di Facebook dan kantor berita yang menggunakan foto telah diedit,” kata Lyu.
“Demi mempertahankan pengaruh dan kredibilitas media, kebanyakan kantor berita seperti AP dan Reuters sangat tidak menolerir pengeditan foto secara digital, tak peduli manipulasinya berbahaya atau tidak.”
Source: Motherboard