CakapCakap – Cakap People! Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tenggat waktu baru untuk rencana vaksinasi massal terhadap virus corona, dengan mengatakan pada hari Senin, 31 Agustus 2020, bahwa jutaan warga Indonesia bisa mendapatkan vaksin pada bulan Januari 2021.
Perkiraan pemerintah sebelumnya menyebutkan Februari sebagai waktu paling cepat untuk vaksinasi massal melawan virus.
Kepada sejumlah pimpinan perusahaan media nasional di Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia telah mendapat komitmen dari China dan Uni Emirat Arab atas pasokan jangka pendek hingga 30 juta dosis vaksin mulai November 2020 mendatang.
“Sebanyak 170 juta orang Indonesia akan divaksinasi, masing-masing mendapat dua dosis, sehingga total kebutuhan kita menjadi 340 juta dosis,” kata Presiden Jokowi, melansir Jakarta Globe.
Vaksin China yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech, telah menandatangani perjanjian produksi bersama dengan perusahaan farmasi milik negara Indonesia, Bio Farma. Vaksin Sinovac saat ini sedang menjalani uji klinis fase 3 Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan lebih dari 1.600 relawan.
Health Care Industry UEA, G42, juga mengembangkan vaksin COVID-19 yang bekerja sama dengan Sinopharm China.
Pemerintah akan mengimpor bahan baku dari China dan UEA untuk produksi vaksin dalam negeri oleh Bio Farma dengan target produksi 290 juta dosis, kata Presiden.
“Itu harus sesuai dengan semua standar, termasuk tiga tahap uji klinis. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sudah terlibat sejak tahap awal sehingga tidak ada masalah terkait standar medis, ”kata Presiden.
Diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan vaksinasi nasional yang akan didanai oleh pemerintah, tambahnya.
Vaksinasi massal akan dilakukan secara gratis di pusat kesehatan umum dan rumah sakit di seluruh negeri. Namun, mereka yang ingin mendapatkan vaksin lebih awal dari jadwal akan diharuskan membayar, kata Jokowi, melansir laporan Jakarta Globe.
Selain vaksin impor, Indonesia juga mengembangkan vaksin milik sendiri bernama Merah Putih — nama yang diambil dari warna bendera Indonesia.
Proyek tersebut melibatkan beberapa instansi termasuk Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Vaksin Merah Putih ditargetkan dapat digunakan pada 2022 mendatang.