CakapCakap – Cakap People! Presiden Joko Widodo mengutuk keras kejadian teror di Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menyebabkan empat orang meninggal. Presiden menegaskan telah memerintahkan Polri dan TNI untuk memburu teroris yang disebut berasal dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
“Saya sudah memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” kata presiden Jokowi dalam keterangan resmi, Senin, 30 November 2020.
Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga persatuan sambil meningkatkan kewaspadaan. Dalam kondisi saat ini, semua elemen masyarakat harus bersatu melawan terorisme.
Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa terorisme tidak akan mendapat tempat di Indonesia.
“Sekali lagi, saya tegaskan bahwa tidak ada tempat di Tanah Air kita ini bagi terorisme,” tegasnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan dukacita mendalam bagi keluarga korban pada kesempatan tersebut. Pemerintah akan memberikan santunan bagi keluarga mereka yang ditinggalkan.
Sebagaimana diketahui, Polri dan TNI telah melancarkan operasi untuk memburu kelompok MIT yang bersembunyi di sebuah hutan di Sigi, Sulawesi Tengah, setelah teroris tersebut menewaskan empat orang pada hari Jumat, 28 November 2020
Ini adalah serangan kekerasan ketiga oleh kelompok teror dalam tiga bulan terakhir. Ali Ahmad, yang juga dikenal sebagai Ali Kalora, memimpin sekitar sepuluh pengikut dan telah menghindari operasi militer pemerintah di hutan Sulawesi Tengah selama dua tahun terakhir.
“Hari ini kami mengerahkan 100 pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melaksanakan pengejaran kelompok Ali Kalora,” Brigadir. Jenderal Awi Setiyono, juru bicara Polri, mengatakan pada hari Sabtu, 29 November 2020, melansir Jakarta Globe.
Polisi pertama kali menerima laporan pada hari Jumat bahwa kelompok tak dikenal menyerang sebuah keluarga di desa Lemban Tongoa di Sigi dan membakar rumah mereka, kata Awi. Polisi pertama tiba di lokasi pada pukul 01.00 pada hari Jumat, menemukan empat mayat dan tujuh rumah terbakar. Dua mayat dimutilasi, sementara salah satunya dipenggal.
Kapolsek Sigi, AKBP Yoga Priyahutama memimpin tim penyidik yang memeriksa lima saksi di lokasi kejadian.
“Dinyatakan pelakunya sedikitnya 10 orang, tiga di antaranya membawa senjata api,” kata Awi.
Para saksi mengidentifikasi tiga penyerang sebagai anggota MIT, berdasarkan foto teroris yang ditunjukkan polisi kepada mereka, kata Awi.
150 keluarga lainnya di desa Lembantongoa telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari konflik lebih lanjut.
Mujahidin Indonesia Timur (MIT)
MIT adalah organisasi teror yang sebagian besar beroperasi di Sulawesi Tengah, dengan afiliasi dengan kelompok teroris transnasional Asia Tenggara Jemaah Islamiyah. Ali Kalora muncul sebagai pemimpin baru kelompok itu setelah operasi polisi pada Juli 2016 menewaskan pemimpin karismatik MIT, Santoso.
Pada Agustus, kelompok itu menyergap dan merampok sebuah kendaraan yang membawa petugas medis. Dalam insiden terpisah, MIT menyandera dua petani dan membunuh salah satunya. Operasi militer dalam dua tahun terakhir telah mengurangi kekuatan tempur kelompok tersebut menjadi sekitar belasan anggota, yang bersembunyi di hutan lebat Sulawesi Tengah.
Polri memulai Operasi Tinombala pada bulan Januari untuk memburu anggota MIT yang tersisa.