Pemerintah Prancis kabarnya akan menyiapkan dana sebesar 1,5 miliar Euro untuk kepentingan penelitian kecerdasan buatan pada tahun 2022 mendatang. Ini adalah usaha pemerintah untuk mengejar ketertinggalan teknologi dari Amerika dan China serta upaya untuk membalikkan kondisi “Brain Drain” yang saat ini sedang terjadi.
Di hadapan institut penelitian College de France, Presiden Emmanuel Macron menyatakan bahwa investasi ini adalah bagian dari strategi kecerdasan buatan yang bertujuan untuk memanfaatkan sistem pendidikan tinggi yang selama ini menghasilkan perekayasa komputer dan matematikawan namun bekerja di Amerika. Bahkan beberapa diantaranya telah bekerja di Facebook dan Alphabet.
Secara tidak langsung memang hal ini membanggakan kampus-kampus di Prancis yang mampu mencetak orang-orang pintar dan bekerja di luar negeri. Namun perlu adanya kolaborasi agar para orang pintar tersebut tetap berada di Prancis dan mengembangkan negaranya sendiri. Seperti cibiran Menteri Keuangan, Bruno Le Maire yang menyatakan bahwa sungguh sia-sia jika Prancis menyekolahkan warganya hingga jenjang S3 hanya untuk pergi bekerja ke Amerika.
Upaya untuk memajukan teknologi kecerdasan buatan di Prancis tampaknya membuahkan hasil. Terbukti dengan kepercayaan para perusahaan besar yang mulai membuka kantor cabang di Paris seperti Samsung, Fujitsu, dan Deepmind milik Google. Ini berarti perusahaan tersebut mulai percaya bahwa iklim teknologi di Prancis akan sangat bergairah beberapa tahun ke depan.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!