in ,

Polusi Udara Bisa Picu Gangguan Kesehatan Mental dan Risiko Bunuh Diri pada Anak-Anak

Hasil yang mengkhawatirkan berdasarkan penelitian itu adalah paparan jangka pendek sekali pun dapat berkontribusi terhadap kecemasan mereka dan meningkatkan risiko bunuh diri.

CakapCakapCakap People! Ada begitu banyak dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat dengan memburuknya kondisi udara, terutama masalah kesehatan. Bahkan, yang terbaru, polusi udara bisa memicu gangguan kesehatan mental dan risiko bunuh diri pada anak-anak.

Kantor Berita ANTARA melaporkan, sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives, menunjukkan paparan polusi udara dapat memicu gangguan kejiwaan pada anak-anak.

Hasil yang mengkhawatirkan berdasarkan penelitian itu adalah paparan jangka pendek sekali pun dapat berkontribusi terhadap kecemasan mereka dan meningkatkan risiko bunuh diri.

Kabut polusi udara menyelimuti kawasan Jakarta, Sabtu, 14 September 2019. Berdasarkan laman resmi US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara, tercatat kualitas udara Jakarta berada di kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif berdasarkan parameter PM2.5 konsentrasi 35,8ug/m3. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz)

“Studi itu adalah yang pertama menunjukkan hubungan antara tingkat polusi udara harian di luar ruangan dan peningkatan gejala gangguan kejiwaan, seperti kecemasan dan bunuh diri, pada anak-anak,” kata Cole Brokamp, penulis utama studi dan peneliti di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Medical Daily, Kamis, 26 September 2019.

Menurut studi tersebut, anak-anak mulai mengalami perubahan dalam kesehatan mental mereka satu atau dua hari setelah terpapar udara yang tercemar. Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang kurang beruntung sangat dipengaruhi oleh kualitas udara yang buruk.

Brokamp mengatakan stresor lingkungan berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan risiko gangguan kejiwaan. Temuan itu didukung oleh dua penelitian terbaru lainnya yang mengeksplorasi efek polusi udara pada anak-anak.

Ilustrasi. Foto: Pixabay.

Satu studi, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research, menunjukkan anak-anak mengalami kecemasan setelah terpapar polusi udara karena lalu-lintas.

Para peneliti menggunakan neuroimaging untuk menganalisis paparan udara, gangguan metabolisme di otak partisipan dan gejala kecemasan umum mereka.

Anak-anak yang terpapar udara yang tercemar memiliki konsentrasi myo-inositol yang tinggi di otak mereka, sebuah penanda respons neuro-inflamasi terhadap polusi udara.

Hasil penelitian lain dalam Enviromental Research memperluas pemahaman para peneliti, bahwa polusi udara akibat lalu lintas mulai mempengaruhi kesehatan mental anak-anak sejak dini dan berlanjut hingga masa kanak-kanak.

Ilustrasi. Foto: Pixabay.

Para peneliti mengatakan partisipan masih melaporkan depresi dan gejala kecemasan ketika mereka mencapai usia 12 tahun. Studi sebelumnya menunjukkan efek polusi udara dapat berlanjut hingga dewasa.

“Secara kolektif, studi-studi ini berkontribusi pada bukti yang berkembang bahwa paparan polusi udara selama awal kehidupan dan masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada depresi, kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya di masa remaja,” kata Patrick Ryan, penulis studi dan peneliti di Cincinnati Children’s.

Namun dia mencatat, butuh lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi temuan mereka dan menentukan bagaimana polusi udara berkontribusi langsung terhadap gangguan kejiwaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ini 5 Tanda Pasangan Merahasiakan Sesuatu yang Harus Kamu Ketahui

spider-man MCU Kevin Feige

Kembalinya Spider-Man Ke MCU Merupakan Taktik Feige Untuk Melepas Spidey Ke Sony Lagi?