CakapCakap – Cakap People! Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengungkapkan penyesalannya terkait penanganan krisis kebakaran semak yang mengungkung negaranya, seperti dilansir dari BBC, Minggu, 12 Januari 2020.
Morrison menghadapi kritik pedas terkait cara pemerintahannya merespon kebakaran semak dan kebijakan iklimnya.
Sejak September 2019, kebakaran semak dan hutan telah menyebabkan kematian setidaknya 28 orang dan menghancurkan ribuan rumah di Australia.
Pada Minggu, Morrison mengakui bahwa ada “hal-hal yang seharusnya dapat ditangani secara lebih baik di lapangan”.
Dalam beberapa minggu terakhir, Morrison menerima sejumlah ekspresi penolakan yang ditunjukkan warga negaranya saat mengunjungi area terdampak di New South Wales dan Victoria, dua negara bagian yang paling terdampak.
Di kota Cobargo di NSW, seorang wanita menuntut lebih banyak sumber daya bagi petugas pemadam kebakaran, sementara warga lain menghinanya “idiot” dan mengatakan “Anda tidak akan mendapatkan suara di sini”.
“Ini merupakan lingkungan yang sangat sensitif, mereka sangat sensitif,” kata Morrison dalam wawancara dengan media Australia ABC.
“Perdana menteri juga manusia biasa saat berinteraksi dengan orang-orang ini.”
Menyadari tekanan yang dihadapi petugas pemadam kebakaran, Morrison mengatakan ada “keinginan baru” agar pemerintah mengambil peran langsung dalam merespon bencana.
Morrison mengatakan dia akan mengajukan permohonan uji publik terhadap upaya penanganan krisis kebakaran.
Bulan lalu, Morrison dikritik karena pergi liburan ke Hawaii sementara kebakaran memburuk. Kemarahan publik memaksanya untuk kembali ke Australia lebih cepat dari rencana.
Apa yang dikatakan PM Scott Morrison tentang perubahan iklim?
Pemerintahan Morrison dituduh tidak mengambil tindakan cukup untuk mengantisipasi perubahan iklim, yang menurut para pakar dapat meningkatkan intensitas, frekuensi, dan skala kebakaran.
Namun dalam wawancara tersebut, Morrison membela pendekatan yang diambil pemerintahannya, yang menurutnya sudah memperhitungkan dampak perubahan iklim terhadap kebakaran semak.
“Kita hidup di era di mana musim panas jadi lebih panjang, lebih panas, dan lebih kering,” katanya. “Ini jelas merupakan dampak dari perubahan iklim.”
Ditanya soal rencananya menurunkan emisi karbon, Morrison bersikukuh bahwa pemerintahannya sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai target.
Sesuai dengan kesepakatan iklim Paris, Australia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga 26% sampai 28% pada 2030 dibandingkan 2005.
Namun, Morrison mengatakan “solusi global” sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.
Puluhan ribu orang di Australia turun ke jalan untuk berunjuk rasa terkait perubahan iklim Jumat lalu.
Di kota-kota seperti Sydney, Melbourne dan Canberra, para pengunjuk rasa menekan pemerintahan Morrison untuk segara bergeser dari penggunaan minyak bumi.
Bagaimana situasi terakhir kebakaran semak?
Tingkat kebakaran semak sudah menurun pada Sabtu, sehingga petugas pemadam kebakaran dapat beristirahat sejenak.
Tapi cuaca diprakirakan akan memanas lagi minggu depan dan otoritas telah memperingatkan bahwa masih ada risiko yang mungkin muncul.
Otoritas setempat telah memperingatkan api mungkin saja membesar karena cuaca yang memanas, ditambah angin dan kekeringan berkepanjangan. Situasi ini akan berlanjut kecuali turun hujan deras.
At 12:30am, 123 fires are burning across NSW, with 50 not yet contained. Easing conditions and continuous hard work by firefighters has seen all fires now at the Advice alert level. Remain vigilant if near active fires and know what you'll do if the situation changes. #NSWRFS pic.twitter.com/dBGNA7Ye5E
— NSW RFS (@NSWRFS) January 11, 2020
Lebih dari 123 titik api masih membara di New South Wales — 50 di antaranya belum dapat dikendalikan.
Menurut Dinas Kebakaran NSW, lebih dari 2.000 rumah hancur sepanjang kebakaran ini.