CakapCakap – Cakap People! Malaysia akan mengadakan pemilihan umum (pemilu) ketika pandemi virus corona baru telah selesai. Demikian disampaikan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada hari Sabtu, 28 November 2020, tak lama setelah dia menghindari pertikaian dengan memenangkan dukungan parlemen untuk meloloskan anggaran pemerintahannya.
Parlemen Malaysia mengesahkan anggaran terbesar yang pernah ada dengan pemungutan suara pada hari Kamis meskipun berminggu-minggu diancam oleh oposisi dan beberapa sekutu Muhyiddin berupaya menggagalkan rencana pengeluaran pemerintah 2021, yang dapat memicu krisis.
“Insya Allah setelah COVID-19 selesai, kami akan mengadakan pemilihan umum,” kata Muhyiddin dalam pidatonya di rapat umum virtual tahunan partainya yaitu Partai Bersatu, seperti dikutip Reuters.
“Kami akan mengembalikan mandat kepada rakyat dan menyerahkan kepada mereka untuk memilih pemerintahan mana yang mereka inginkan.”
Pemerintahan Muhyiddin yang berusia delapan bulan berpegang pada mayoritas dua kursi di parlemen, berhasil menangkis tantangan kepemimpinan dari pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mengendalikan perbedaan pendapat yang berkembang di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), koalisi blok terbesar di negaranya.
Muhyiddin mengatakan bahwa dia bertemu dengan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi minggu ini dan mereka sepakat untuk memperbaiki hubungan antara partainya dan menghindari persaingan satu sama lain saat pemilihan umum digelar.
“Saya tahu orang-orang sudah muak dengan politik tanpa akhir. Rakyat ingin pemimpin politik membantu mereka, bukan terus-menerus memperebutkan kekuasaan, ”kata Muhyiddin.
Malaysia menghadapi gelombang baru infeksi virus corona, dengan kasus kumulatif meningkat lebih dari empat kali lipat sejak September menjadi lebih dari 60.000 pada Jumat, 27 November 2020.
Top Glove, Produsen Sarung Tangan Medis Terbesar Dunia Ini jadi Episentrum Kebangkitan COVID-19 di Malaysia
Top Glove, produsen sarung tangan medis terbesar di dunia, telah menutup 20 lokasi produksi di Malaysia setelah ribuan pekerja dinyatakan positif COVID-19.
Menurut CNBC yang melansir laporan The Star, bahwa sebanyak 2.684 karyawan Top Glove — mayoritas dari mereka adalah pekerja asing — telah dinyatakan positif pada Rabu, 25 November 2020. The Star mengutip pernyataan Menteri Senior Keamanan dan Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob.
Sejauh ini, menurut data oleh Kementerian Kesehatan Malaysia, kasus tersebut adalah kelompok infeksi baru terbesar di Asia Tenggara, di mana kemunculan kembali kasus-kasus tersebut memaksa pemerintah untuk menerapkan kembali langkah-langkah penguncian parsial baru.
Top Glove saat ini mempekerjakan lebih dari 21.000 pekerja di seluruh Malaysia.