CakapCakap – Cakap People! Pfizer, salah satu perusahaan pelopor dalam pencarian vaksin COVID-19, mengumumkan bahwa vaksin kandidatnya terlihat aman. Perusahaan itu berharap bisa memiliki data bulan depan tentang seberapa baik kandidat vaksin mereka bisa melindungi orang dari virus corona.
Melansir USA Today, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan pada hari Selasa, 15 September 2020, bahwa dia sengaja mengungkapkan lebih banyak informasi tentang kandidat vaksin COVID-19 daripada tentang vaksin lain yang sedang dikembangkan. Alasannya, dia ingin prosesnya terbuka dan transparan.
“Transparansi adalah suatu keharusan, terutama mengingat situasi saat ini dan politisasi vaksin tersebut,” ujarnya dalam tanya jawab dengan wartawan.
Pfizer mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka memperluas uji coba vaksin dari sebelumnya 30.000 menjadi 44.000 orang dengan memasukkan remaja, usia 16-18, serta orang dengan penyakit seperti HIV dan hepatitis A, B atau C.
Pada Selasa, 15 September 2020, Bourla mengatakan perluasan itu dilakukan karena vaksin yang dikembangkan tampak sangat aman, dan uji coba dapat diperluas tanpa menunda waktu penyelesaian.
Dalam data yang dirilis Selasa, perusahaan menunjukkan bahwa peserta – baik orang yang lebih muda dan warga lanjut usia – hanya mengeluhkan efek samping ringan, seperti sakit kepala dan nyeri lengan.
Data tersebut mencakup sekitar 6.000 orang; beberapa yang menerima vaksin aktif dan yang lainnya menerima plasebo. Perusahaan yang mengembangkan vaksin yang disebut BNT162 itu, bekerja sama dengan pengembang vaksin Jerman BioNTech. Mereka tidak mengetahui peserta mana yang mendapatkan jenis vaksin yang mana.
Menurut eksekutif Pfizer, Komisi Keamanan Data independen yang mengetahui siapa yang mendapatkan vaksin aktif dan telah memeriksa secara teratur untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mereka alami.
Masih mengutip USA Today, Kathrin Jansen, wakil presiden senior Pfizer dan kepala penelitian dan pengembangan vaksin mengatakan, mungkin ada beberapa masalah kesehatan yang serius selama uji coba. Akan tetapi, panel keamanan menyimpulkan bahwa tidak ada yang terkait dengan vaksin.
Jumlah yang lebih besar seharusnya memungkinkan perusahaan untuk melihat lebih dekat pada subkelompok peserta, seperti peserta dengan kondisi kesehatan yang mendasari seperti HIV, dan mereka yang terkena virus ketika mereka menerima vaksin.
Laporan akhir tentang keamanan dan efektivitas vaksin harus siap untuk ditinjau regulator bulan depan.
Vaksin tersebut harus paling tidak 50% efektif atau melindungi setidaknya setengah dari orang yang memakainya, agar vaksin tersebut mendapatkan persetujuan federal dan diberikan kepada publik.
Pfizer memproduksi BNT162 di tiga pabrik di AS – di Kalamazoo, Michigan; St. Louis; dan Andover, Massachusetts – serta di Jerman dan Belgia.
Tidak jelas berapa lama perlindungan vaksin akan bertahan. Menurut Dr. Mikael Dolsten, kepala petugas ilmiah perusahaan, perusahaan sedang mempersiapkan tiga kemungkinan: bahwa orang akan membutuhkan suntikan tahunan, seperti halnya flu; bahwa mereka akan membutuhkan vaksin setiap beberapa tahun, seperti tetanus; atau bahwa itu akan menjadi vaksin satu kali-dan-selesai, seperti vaksin polio.
“Kami pikir vaksin ini berpotensi memberikan perlindungan yang masuk akal dan baik, tapi kami perlu memantaunya,” kata Dolsten.
“Masuk akal juga untuk mengasumsikan bahwa mungkin di masa depan kami memerlukan dorongan, karena ini adalah pandemi yang nyata dan akan ada banyak virus yang beredar bahkan setelah kampanye [vaksinasi] global.”