CakapCakap – Cakap People! Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan, salah satu alat yang paling dibutuhkan untuk digunakan dalam memerangi virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 adalah vaksin.
Vaksin menjadi komoditas yang paling banyak dicari saat ini. Hal ini jelas berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan produsen vaksin COVID-19, salah satunya Pfizer.
Pfizer melaporkan pendapatan kuartal IV-2021 dan setahun penuh. Raksasa farmasi AS itu melaporkan laba bersih US$ 21.98 miliar (Rp 315 triliun) dari pendapatan US$ 81.29 miliar (Rp 1.166 triliun) untuk tahun 2021.
Dan penjualan vaksin COVID-19 menjadi penyumbang utama pendapatan fantastis tersebut. BNT162b2 atau Comirnaty, demikian obat tersebut secara resmi disebut, menyumbang 45 persen dari pendapatan Pfizer tahun lalu, demikian dikutip dari Statista, Jumat, 18 Februari 2022.
Pfizer mengembangkan vaksin COVID-19 bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman BioNTech, kemudian memproduksi lebih dari 3 miliar dosis vaksin mRNA sepanjang 2021. Penjualan vaksin inilah yang kemudian berhasil menyumbang pendapatan sebesar US$36,8 miliar bagi perusahaan.
Untuk tahun 2022, Pfizer mengharapkan US$32 miliar dalam penjualan vaksin COVID-19 ditambah US$22 miliar dalam penjualan obat antivirus oral COVID-19 Paxlovid.
Kedua perkiraan didasarkan pada kontrak pasokan yang ditandatangani atau berkomitmen pada akhir Januari, yang berarti bahwa angka tersebut dapat disesuaikan ke atas sepanjang tahun.
“Kami mempertaruhkan miliaran dolar modal untuk mengejar tujuan tersebut, tanpa mengetahui apakah investasi tersebut akan membuahkan hasil,” kata Dr. Albert Bourla, Ketua dan Chief Executive Officer Pfizer, dalam sebuah pernyataan.
“Sekarang, kurang dari dua tahun sejak kami membuat komitmen itu, kami dengan bangga mengatakan bahwa kami telah memberikan keduanya vaksin pertama yang disahkan FDA untuk melawan COVID-19 (dengan mitra kami, BioNTech) dan pengobatan oral pertama yang disahkan FDA untuk COVID-19.” sambungnya.