CakapCakap – Cakap People! Pemerintah Peru akan membangun cagar alam yang diperuntukkan bagi masyarakat adat seluas 2,7 juta hektar di Hutan Hujan Amazon.
Cagar tersebut, yang dijuluki Cagar Adat Yavarí Tapiche, terletak di wilayah Loreto Peru, yang berbatasan dengan Brasil.
Menurut Mongabay News, cagar alam tersebut akan diberikan kepada suku – suku asli yang dikenal sebagai ‘uncontacted peoples‘, karena mereka hanya memiliki sedikit atau tidak ada kontak dengan dunia luar.
Sementara Yavarí Tapiche sekarang telah secara resmi dikategorikan sebagai cagar alam pertama yang didirikan di bawah undang-undang Peru ‘s Peoples in Isolation And Initial Contact (PIACI), rencana perlindungan tersebut saat ini menunggu persetujuan Kementerian Kebudayaan negara itu dalam waktu 60 hari.
Berita tersebut disambut baik oleh kelompok-kelompok advokasi, dengan Survival International menyebutnya sebagai ‘kemenangan besar’ setelah aplikasi untuk cadangan tersebut pertama kali diajukan pada tahun 2004.
“Kemenangan besar untuk #UncontactedTribes di Peru! Kementerian Kebudayaan di Peru @MinCulturaPe akhirnya mendeklarasikan pembentukan Cagar Adat Yavarí Tapiche setelah birokrasi selama 18 tahun. Berikutnya: LINDUNGI !,” kata Survival International di Twitter.
Good news from #Peru! 🙌 🇵🇪
The Kakataibo Reserve for #UncontactedTribes has finally been approved after 27 years of waiting. There’s still another step to go before the process is fully complete – but it’s almost there!
1/3 pic.twitter.com/9RU5N7JBSC
— Survival International (@Survival) March 2, 2021
Angela Arriola, seorang spesialis dalam kebijakan untuk masyarakat adat dan PIACI, mengatakan kepada Mongabay News bahwa pembangunan cagar ini adalah ‘kemajuan besar’, tetapi langkah selanjutnya harus diambil lebih cepat daripada nanti.
“Penciptaan Yavarí Tapiche merupakan kemajuan besar. Namun, alat lainnya harus diterapkan sesegera mungkin untuk memastikan perlindungannya. Ini adalah langkah besar, kemajuan besar, tetapi langkah-langkah pengelolaan perlu diterapkan, hanya kategorisasi bukan jaminan perlindungan,” kata Arriola.
“Ini merupakan tonggak bersejarah dalam perlindungan hak-hak masyarakat adat dalam situasi isolasi dan kontak awal,” kata Kementerian Kebudayaan Peru, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga sedang menjajaki pembentukan cadangan lain untuk suku-suku asli yang terisolasi, seperti yang dilansir Unilad.co.uk.