CakapCakap – Cakap People! Selama beberapa dekade Air Terjun Victoria di Afrika bagian selatan mengalir turun 100 meter ke permukaan bumi. Kekeringan selama satu abad membuat air terjun ini pun semakin hari semakin mengering.
Dilansir dari The Guardian, Minggu, 8 Desember 2019, air terjun di sungai Zambezi telah menarik jutaan wisatawan ke Zimbabwe dan Zambia karena pemandangan menakjubkan. Namun, kondisi semakin mengering memicu kekhawatiran perubahan iklim dapat mempercepat proses kehilangan airnya.
Sementara air terjun biasanya melambat selama musim kemarau, para pejabat mengatakan, tahun ini telah membawa penurunan ketinggian air yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, ketika sudah kering, tidak sampai sejauh ini,” ujar pedagang di daerah itu Dominic Nyambe.
Pemilik toko di Zambia ini menyatakan, kondisi mengering yang terjadi saat ini merupakan kali pertama dilihatnya.
“Ini memengaruhi kita karena pengunjung dapat melihat di internet [bahwa kejatuhannya rendah]. Kami tidak memiliki begitu banyak turis,” ujarnya.
Afrika bagian selatan sudah menderita beberapa efek terburuk dari perubahan iklim. Keran-keran aor kering dan sekitar 45 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan di tengah kegagalan panen.
Zimbabwe dan Zambia mengalami pemadaman listrik karena sangat bergantung pada tenaga air dari pembangkit di bendungan Kariba, yang berada di sungai Zambezi di hulu air terjun. Kekeringan yang terjadi ini pun membuat kondisi semakin mengkhawatirkan.
Data dari Otoritas Sungai Zambezi menunjukkan, aliran air pada titik terendah sejak 1995, dan jauh di bawah rata-rata jangka panjang. Presiden Zambia Edgar Lungu telah menyebutnya pengingat nyata tentang perubahan iklim terhadap lingkungan di negara itu.
Ahli hidrologi di perusahaan teknik Poyry dan pakar sungai Zambezi Harald Kling mengatakan, ilmu iklim ditangani dalam beberapa dekade, bukan tahun-tahun tertentu.
“Jadi kadang-kadang sulit untuk mengatakan ini karena perubahan iklim, karena kekeringan selalu terjadi,” kataya.
Kling menyatakan, untuk saat ini para ahli tidak bisa langsung menyalahkan perubahan iklim atas kekeringan terjadi. Namun, ketika kondisi itu terus berulang maka sudah bisa dipastikan dugaan tersebut.
Namun, kepala International Crane Foundation Richard Beilfus yang telah mempelajari Zambezi selama tiga dekade terakhir, percaya perubahan iklim menunda musim hujan.
“Memusatkan hujan pada peristiwa yang lebih besar, yang kemudian jauh lebih sulit untuk disimpan, dan lebih lama, menyiksa musim kemarau,” katanya.