CakapCakap – Cakap People! Anak di atas usia dua tahun dibolehkan mengonsumsi susu pertumbuhan. Hal itu akan membantu anak untuk menunjang pertumbuhan. Misalnya menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu pembentukan imun, mendukung kecerdasan otak dan menjaga kulit.
Susu pertumbuhan biasanya dikonsumsi anak-anak dalam bentuk cair atau bubuk. Bahan dasarnya adalah susu sapi tanpa modifikasi komposisi seperti suplemen asam lemak, mikronutrien atau zat lain yang berpotensi memberikan efek gizi, seperti probiotik, prebiotik atau simbiotik.
Menurut laman paudpedia.kemendikbud.go.id, idealnya balita usia 1 hingga 3 tahun membutuhkan 360 mg kalsium setiap hari.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setidaknya anak perlu mengonsumsi 100 ml susu dan 100-125gr produk susu seperti susu, yoghurt atau keju.
Sedangkan anak usia 4 hingga 10 tahun, membutuhkan 450-500mg kalsium per hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setidaknya anak mengonsumsi susu 130-150 ml susu.
Meski begitu, sebuah studi yang diadakan Helen Keller International (HKI) di Bandung mengungkapkan bahwa kebanyakan susu pertumbuhan di Indonesia dikategorikan tidak sehat berdasarkan Model Nutrient Profiling dari Food Standars Agency (FFA) Inggris. Ini karena kandungan gulanya sangat tinggi, bahkan bisa lebih dari satu jenis.
Nutrition Program Manager HKI di Indonesia, Dian N. Hadihardjono menjelaskan bahwa untuk menjaga anak dari kemungkinan terburuk minum susu, biasakan membaca label dan sesuaikan dengan kebutuhan anak. Jika yang diperlukan hanya nutrisi susu, tanpa ada tambahan vitamin dan mineral, pilih yang kandungannya minimal.