in ,

Perempuan Brilian Dibalik Layar Ini Adalah Kunci Suksesnya “Game of Thrones”

CakapCakapCakap People! Ketika hari ini orang-orang hanya menyaksikan bagaimana kesuksesan serial “Game of Thrones” hingga musim terakhirnya kali ini, namun tak banyak yang mengetahui siapa pemilik “tangan dingin” yang mengubah skrip “Game of Thrones” ke layar kaca, menjadikan serial ini digemari jutaan orang di dunia.

Mengutip The New York Times, Senin, 15 April 2019, pada World’s Premier dari “Game of Thrones”, para kreator dalam pidatonya; David Benioff dan D.B. Weiss, mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada seseorang yang mungkin tidak akan dikenali sebagian besar orang. “Kami hanya berhasil sejauh ini karena Bernadette Caulfield, produser terhebat yang pernah ada,” kata Benioff.

Foto: Macall Polay/HBO/NY Times

Ya. Perempuan itu adalah Bernadette Caulfield. Executive Producer dari “Game of Thrones” ini rasanya memang tak sepopuler aktor dan aktris yang bermain di serial ini, seperti Emilia Clarke (yang memerankan ratu naga Daenerys Targaryen), Sophie Turner (Sansa Stark) dan Lena Headey (Cersei Lannister). Namun, bagi para kru, dia adalah bintang yang sesungguhnya dari “Game of Thrones”.

Bahkan ketika penulis dan showrunners sudah menjadi terkenal di era serial yang diseksi ini, televisi masih dibuat sebagian besar oleh orang-orang yang tanpa tanda jasa, yaitu semua nama yang muncul dalam credit tittle yang mengubah skrip menjadi tontonan televisi yang sebenarnya.

Hal ini terutama berlaku untuk “Game of Thrones.” Dengan kisahnya yang luas dan berlangsung di berbagai lingkungan, serial paling rumit secara teknis yang pernah dibuat ini, pada saat yang bersamaan harus menjalankan lima unit kru film di berbagai benua untuk menyelesaikan musim tertentu tepat waktu.

Sangat jarang yang mengetahui dan memotret bagaimana adegan sederhana—“Game of Thrones” yang melibatkan pertempuran rumit, orang-orang yang terbakar. Lokasi bertebing, makam dan gua di Irlandia Utara. Bagaimana harus menutup jalan kota di Spanyol dan Kroasia demi sebuah adegan kerusuhan, pemberontakan, dan jalanan sepi dalam film. Termasuk harus mengirimkan kru ke badai salju, Islandia, untuk merekam dunia di luar tembok.

Bernadette Caulfield (Foto: Macall Polay/HBO/NY Times)


Lebih dari delapan musim serial Game of Thrones, ia menggunakan hampir 13.000 kru hanya di Irlandia Utara saja. Jika kamu bertanya siapa orang yang mampu mengorganisir dan menyatukan semua itu, tak lain jawabannya adalah “Bernie”—Bernadette Caulfield. “Tanpa dia, semuanya akan runtuh karena beratnya sendiri sejak lama,” kata Benioff dan Weiss.

“Yah, aku berharap aku yang penting,” kata Bernadette Caulfield, Executive Producer “Game of Thrones” ini. “Tapi jelas dibutuhkan tim besar untuk menyatukannya.”

Tim itu termasuk “wingman“-nya, produser Chris Newman, dan desainer produksi acara, Deborah Riley, dan banyak di antara lainnya. Tapi Caulfield adalah orang yang bertanggung jawab atas segalanya, mengawasi semua aspek produksi, dari perencanaan logistik yang sangat kompleks hingga anggaran dan jadwal produksi hingga “kesehatan dan kebahagiaan para kru.” Demikian dikatakan kreator “Game of Thrones”.

Namun, bagi Caulfield, tugasnya relatif mudah. “Pekerjaan saya adalah membuat apa pun yang mereka tulis di halaman muncul di layar,” katanya. Caulfield pernah menjadi produser di “The X-Files” dan drama poligami HBO “Big Love.” Dia kemudian bergabung dengan “Game of Thrones” untuk musim kedua, menggantikan produser Mark Huffam yang akan keluar.

Bernie adalah bagai “Ibu” dari para pemain dan kru saat proses pembuatan “Game of Thrones” berlangsung dengan tidak mudah, penuh tekanan, emosional dan kerja keras.

“Dia menciptakan produksi yang secara efektif dapat ditingkatkan dari musim ke musim tanpa kehilangan efisiensinya atau jantungnya,” kata Benioff dan Weiss. “Ada begitu banyak versi ‘Game of Thrones’ yang akan berantakan di bawah tekanan memproduksi 10 jam televisi yang semakin besar dengan jadwal 12 bulan. Hampir setiap versi kecuali versi Bernie. “

The creators of “Thrones,” D.B. Weiss (kiri), David Benioff (kanan), dan Executive Producer Bernadette Caulfield (tengah). (Foto: HBO/NY Times)

Caulfield mengakui bahwa segala rintangan penjadwalan, cuaca, dan penganggaran apa pun yang dia atasi dalam “Game of Thrones,” atribut terpentingnya pada produksi yang penuh dengan es dan api dan banyak rasa kerja keras manusia, adalah kecerdasan emosinya. “Saya merasa sangat sensitif melihat seseorang yang tidak banyak tersenyum,” katanya.

“Saya masih bertemu dengan banyak kru yang berbeda, dan Anda tahu, Anda memeluk mereka seperti Anda tidak ingin melepaskannya,” katanya. “Banyak orang merasa sudah waktunya untuk pindah, tetapi saya juga berpikir jika itu berlangsung lima tahun lagi, semua orang akan bertahan di sana selama lima tahun. Karena itu sangat berarti bagi kita semua. ” Demikian dikatakan perempuan brilian ini dibalik layar suksesnya Game of Thrones, musim demi musim ini.

Musim terakhir “Game of Thrones” sudah mulai tayang di HBO pada 14 April 2019, memenuhi kegembiraan para penggemar yang telah lama menantinya.

3 Comments

Leave a Reply

3 Pings & Trackbacks

  1. Pingback:

  2. Pingback:

  3. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Siap-Siap! Sri Mulyani Punya Jurus Baru Tarik Pajak dari Google dan Facebook

Luar Biasa! Indonesia Beli 3 Kapal Selam Tempur Senilai Rp 14,4 T dari Korsel