in ,

Penyair Myanmar Meninggal Dalam Tahanan, Jenazah Dikembalikan Dengan Organ yang Sudah Diambil

Khet Thi setidaknya adalah penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari.

CakapCakapCakap People! Penyair Myanmar Khet Thi, yang karyanya menyatakan perlawanan terhadap junta yang berkuasa, meninggal dalam tahanan semalam dan jenazahnya dikembalikan dengan organ-organ tubuhnya yang telah diambil. Demikian disampaikan pihak keluarganya pada Minggu, 9 Mei 2021.

Reuters melaporkan, Senin, 10 Mei 2021, seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar atas kematian Khet Thi, yang telah menulis kalimat, “Mereka menembak di kepala, tetapi mereka tidak tahu bahwa revolusi ada di dalam hati.”

Halaman Facebook-nya mengaungkapkan pria itu berusia 45 tahun.

Penyair Myanmar Khat Thi setidaknya adalah penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari. FOTO: CHOMZ / TWITTER

Istri Khet Thi mengatakan dia dan suaminya dibawa untuk diinterogasi pada Sabtu oleh tentara bersenjata dan polisi di pusat kota Shwebo, di wilayah Sagaing – pusat perlawanan terhadap kudeta di mana pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi digulingkan.

“Saya diinterogasi. Begitu pula dia. Mereka bilang dia ada di pusat interogasi. Tapi dia tidak kembali, hanya tubuhnya,” kata istrinya, Chaw Su kepada BBC berita berbahasa Burma sambil menangis dari Monywa, sekitar 100 km jauhnya.

“Mereka menelepon saya di pagi hari dan mengatakan kepada saya untuk menemuinya di rumah sakit di Monywa. Saya pikir itu hanya karena lengan yang patah atau semacamnya … Tapi ketika saya tiba di sini, dia berada di kamar mayat dan organ dalamnya telah diambil keluar,” katanya.

Pihak rumah sakit telah memberitahunya bahwa dia memiliki masalah jantung, dan tidak ingin repot-repot membaca sertifikat kematian karena dia yakin itu tidak benar, kata Chaw Su.

Chaw Su mengatakan bahwa tentara telah berencana untuk menguburkannya tetapi dia memohon kepada mereka untuk mengambil jenazahnya. Dia tidak mengatakan bagaimana ia mengetahui bahwa organ suaminya telah diambil.

“Dia meninggal di rumah sakit setelah disiksa di pusat interogasi,” kata kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik dalam sebuah buletin yang menyebutkan jumlah warga sipil yang tewas sejak kudeta adalah sebanyak 780 orang.

Kelompok tersebut, yang memantau rincian orang yang telah tewas, tidak mengidentifikasi sumber informasinya.

Protes anti-kudeta terus berlanjut meskipun pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan [Vincent Thian / AP Photo]

Penyair lainnya meninggal

Khet Thi setidaknya adalah penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari.

Khet Thi adalah teman K Za Win, 39 tahun, seorang penyair yang ditembak mati saat protes di Monywa pada awal Maret.

Tokoh budaya dan selebritis ini telah menjadi pendukung utama penentangan terhadap kudeta dengan protes setiap hari di berbagai negara bagian Myanmar terlepas dari pembunuhan dan ribuan penangkapan.

Khet Thi adalah seorang insinyur sebelum berhenti dari pekerjaannya pada tahun 2012 untuk fokus pada puisinya dan untuk menghidupi dirinya sendiri dengan membuat dan menjual es krim dan kue.

“Saya tidak ingin menjadi pahlawan, saya tidak ingin menjadi martir, saya tidak ingin menjadi orang lemah, saya tidak ingin menjadi orang bodoh,” tulisnya dua minggu setelah kudeta.

“Saya tidak ingin mendukung ketidakadilan. Jika saya hanya punya waktu satu menit untuk hidup, saya ingin hati nurani saya bersih untuk saat itu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wall Street Journal: Pembicaraan Perceraian Bill dan Melinda Gates Sudah Dimulai Sejak 2019, Ini Penyebabnya!

Singapura Perketat Tindakan COVID-19 di Tengah Maraknya Wabah